Corby Terancam Kehilangan Hak Remisi

DENPASAR, KOMPAS.com - "Ratu mariyuana" asal Australia Schapelle Leight Corby terancam kehilangan hak remisi dan pembebasan bersyaratnya (PB) karena selalu mangkir dalam berbagai program dan kegiatan lapas.

Dalam apel akbar pencanangan lapas Kerobokan bebas HP,pungli, dan narkoba, Rabu (6/3/2013) pagi tadi, Corby kembali tak menampakkan batang hidungnya. Padahal, seluruh napi diwajibkan untuk mengikuti apel akbar ini, namun dari 130 napi di blok wanita, ada tiga napi yang tidak hadir termasuk Corby dan Lindsay June Sandiford, ratu kokain Inggris yang baru saja divonis mati.

"Lindsay alasannya ga enak badan, tapi belum diperiksa oleh dokter Lapas, Corby tanpa alasan yang jelas," ujar Kalapas Kerobokan, Gusti Ngurah Wiratna usai apel.

"Saya hanya menekankan, ketika mereka itu melaksanakan kewajiban-kewajibannya tentu kita akan memberikan hak-haknya. Tapi kalau ada kegiatan, ada program, mereka tidak pernah melaksanakan kewajiban lalu menuntut haknya itu kan tidak adil," jelas Wiratna.

Ketidakhadiran Corby dalam apel pagi tadi akan menjadi catatan buruk yang akan dijadikan pertimbangan dalam pengusulan remisi mendatang ataupun saat ia mengajukan PB. "Jadi kalau mereka tidak melaksanakan kewajibannya ya hak-haknya tidak kita berikan, jangan lagi nanya remisi jangan lagi nanya PB, ga ada itu," tegas Wiratna.

Sementara, untuk remisi natal Corby tahun lalu sampai saat ini juga belum turun. Adanya aturan baru terkait "Justice Collabolator" dalam pemberian remisi napi yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 diduga menjadi penghambat turunnya remisi.