Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga: Pemda Tak Hargai Jasa Praka Jojon

Kompas.com - 26/02/2013, 17:59 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com -- Keluarga almarhum Praka Jojon Miharja, korban penembakan di Papua, menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Selatan (Konsel) tidak peduli terhadap kematian anggota TNI AD asal daerah tersebut.

Hal itu terlihat saat pemulangan jenazah Praka Jojon, tidak satupun dari perwakilan Pemprov Sultra dan Pemkab Konsel yang nampak ikut menyambut di rumah duka, Desa Opaasi, Kecamatan Ranomeeto, Kabupatn Konawe Selatan (Konsel), Senin (25/2/2013).

Wakil Ketua DPRD Provinsi Sultra, Muhamad Endang, yang juga keluarga Praka Jojon Miharja, mengaku kecewa dengan tidak adanya perhatian dari pemerintah terhadap Praka Jojon. Padahal, kata Endang, Paraka Jojon Miharja yang merupakan warga Kabupaten Konsel, Provinsi Sultra, harus mendapatkan penghargaan yang setinggi-tingginya, karena prajurit ini meninggal saat bertugas mempertahankan NKRI di Papua.

"Sampai saat ini saya belum melihat ataupun mendengar dari pihak pemerintah yang sekadar datang untuk menyampaikan bela sungkawa. Padahal semestinya kalau pihak pemerintah memiliki perhatian, mereka turut hadir mengikuti upacara penyambutan jenazah yang dilakukan secara militer kemarin," ungkap Endang di ruangan kerjanya, Selasa (26/2/2013).

Menurutnya, Praka Jojo meninggalkan tiga orang anak dan satu istri yang wajib diperhatikan dan dilindungi pemerintah, terutama tentang keberlangsungan hidup mereka. Apa lagi, tiga anak Praka Jojon Miharja semuanya masih balita yang tentu ke depannya, selain membutuhkan biaya hidup, juga memerlukan biaya pendidikan.

"Kami dari pihak keluarga juga tidak terlalu berharap perhatian yang banyak dari pemerintah. Namun kami hanya prihatin saja kalau orang yang telah menjadi pahlawan bagi negara saja tidak diperhatikan pemerintah, lalu bagaimana dengan rakyat yang biasa-biasa saja, itu sudah pasti akan lebih parah lagi," bebernya.

Padahal, kata Endang, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk mengurus warganya, utamanya yang mengalami kesulitan.

Seperti diberitakan sebelumnya, kedatangan jenazah Praka Jojon Miharja anggota TNI korban penembakan kelompok sipil bersenjata di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak Jaya Papua, di rumah duka Desa Opaasi, Kecamatan Ranomeeto Barat, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin (25/2/2013) siang, disambut histeris dan isak tangis para keluarga.

Sasnita, istri korban pingsan ketika peti jenazah almarhum tiba di rumah duka. Saudara perempuan almarhum juga terlihat histeris, sedangkan ibu korban, Rami berusaha tegar dan mengendong salah satu anak kembar Praka Jojon. Segenap keluarga almarhum juga tak kuasa menahan kesedihan melihat saudaranya terbujur kaku di dalam peti jenazah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com