Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamu dan Obat Kuat Mengandung BKO Masih Berdedar

Kompas.com - 19/02/2013, 17:42 WIB
Gregorius Magnus Finesso

Penulis

WONOSOBO, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Wonosobo, Jawa Tengah mengingatkan warga terkait peredaran 29 merk obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat (BKO). Jamu-jamu tersebut dinilai berbahaya bahkan jika digunakan tidak dengan dosis yang benar bisa menyebabkan kematian.

Kepala Dinas Kesehatan Wonosobo dr Okie Hapsoro, Selasa (19/2/2013) mengatakan hal tersebut menindaklanjuti peringatan publik dari Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. Peringatan tersebut terkait peredaran obat tradisional dan suplemen makanan yang mengandung BKO.

"Obat tradisional maupun suplemen makanan yang mengandung BKO memiliki resiko dan efek samping negatif bila dikonsumsi tanpa pengawasan dokter. Beberapa contoh zat kimia yang memiliki efek samping di antaranya adalah Sibutramin Hidroklorida," jelasnya.

Bahan kimia tersebut digunakan dalam obat bermerk ABC Acay Berry, dan berbentuk kapsul lunak ini dapat meningkatkan tekanan darah (hipertensi), denyut jantung meningkat, sehingga sulit tidur, hingga kejang-kejang serta gangguan ginjal.

Selain itu, ada pula Sildenafil sitrat yang sering digunakan dalam obat kuat. Salah satu pengguna bahan kimia itu adalah obat kuat bermerk Sarang Madu produksi Pabrik Jamu Multi Sari Manjur Jakarta. Apabila dikonsumsi manusia, maka akan menyebabkan sakit kepala, muka merah, pusing, mual, nyeri dada, jantung berdebar, hingga kematian mendadak.

Merebaknya penggunaan bahan kimia berbahaya dalam obat tradisional dan suplemen makanan tersebut, menurut Okie, sudah seharusnya menjadi perhatian masyarakat, demi menghindari akibat negatif yang tidak diinginkan. "Kami imbau agar berhati-hati ketika hendak membeli jamu atau obat tradisional yang dijual bebas," tegasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com