JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyarankan agar penduduk yang tinggal di sekitar tebing di Kota Manado, Sulawesi Utara untuk direlokasi. Pasalnya, daerah di sekitar tebing rawan untuk longsor.
"Memang tidak mudah memindahkan mereka. Persoalan relokasi itu memang belum menjadi prioritas, meski sesungguhnya itu sudah harus dilakukan," kata Kepala BNPB Syamsul Ma'arif di Istana Negara, Jakarta, Selasa (19/2/2013).
Seperti diberitakan, sebanyak 17 orang tewas akibat tanah longsor dan banjir di Kota Manado pada pekan lalu. Selain itu, 124 rumah rusak berat akibat diterjang longsor di 14 Kecamatan dari 18 kecamatan di Manado.
Syamsul mengatakan, perlu ada kajian mendalam untuk merealisasikan relokasi di Manado. "Apakah kalau dipindahkan mereka bisa hidup? Bagaimana memindahkan sawah mereka ? Kemana harus menggembala sapinya? Banyak sekali faktor," ucapnya.
Ia menyarankan, agar jangan ada lagi masyarakat yang tinggal di daerah dengan tingkat kemiringan landai. Selama ini, kata dia, akibat pertambahan penduduk di Manado, tanah miring diratakan untuk dibangun rumah. Akibatnya, kemiringan tanah yang tadinya lantai menjadi vertikal sehingga berbahaya bagi warga sekitar.
"Kalau hujan tiga hari enggak berhenti-berhenti harus mengungsi. Apalagi kalau hujan di malam hari. Kita sudah sampaikan tanda- tanda seperti itu," kata dia.
Selain di Manado, Syamsul juga mengingatkan masyarakat di daerah penambangan pasir liar seperti di daerah-daerah di Jawa Barat. Dia menyadari sulit untuk mengatasi permasalahan di sana lantaran faktor ekonomi. Meski demikian, menurut dia, penegakan hukum harus tetap berjalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.