Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Jangan Pilih Pemimpin Korup

Kompas.com - 13/02/2013, 02:57 WIB

Bandung, Kompas - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri turun langsung berkampanye di Gedung Kesenian, Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Bogor, Selasa (12/2). Megawati mengimbau warga Jabar agar tidak memilih pemimpin yang korup dan gagal dalam menyejahterakan masyarakat.

Megawati hadir didampingi Ketua DPP PDI-P Bidang Pemuda dan Olahraga Maruarar Sirait dan Wakil Gubernur Banten yang juga politisi PDI-P Rano Karno, dan Pelaksana Harian DPD PDI-P Jabar TB Hasanudin. ”Saatnya Jawa Barat dipimpin kaum perempuan,” kata Megawati.

Megawati melihat, Jabar masih memprihatinkan dalam kualitas sumber daya manusia. Sebanyak 42 persen penduduknya masih berpendidikan SD, 70 persen ke bawah berpendidikan SMP, 25 persen mencapai SMA. Hanya 7 persen yang mencapai perguruan tinggi. ”Apakah bapak dan ibu tak ingin melihat anak-anaknya jadi orang pintar? Pilih Diah (Rieke). Dia pintar dan memiliki kepedulian dengan masyarakat,” katanya.

Megawati juga mengimbau kepada warga, jika Rieke-Teten terpilih, jangan segan-segan memberi teguran kepada pasangan tersebut kalau dinilai tak menepati janji-janjinya.

Di Majalengka, calon gubernur Irianto MS Syafiuddin atau Yance berkampanye di pasar tradisional dan lembaga pemasyarakatan di Kabupaten Majalengka, kemarin. Persoalan ekonomi dan sosial, menurut dia, harus diatasi, antara lain dengan meningkatkan daya beli serta merangkul kelompok marjinal seperti mantan narapidana untuk aktif dalam pembangunan.

”Narapidana harus dirangkul. Sebab, mereka juga bagian masyarakat yang terpaksa berbuat kejahatan karena persoalan ekonomi. Ini masalah sosial yang harus diselesaikan,” kata Yance yang berpasangan dengan Tatang Farhanul Hakim dalam Pemilu Jabar 2013.

Menggarap pasar

Di Kota Cimahi, calon gubernur Dikdik Mulyana Arif Mansyur berjanji akan memperbaiki pasar tradisional di Jabar terutama terkait dengan sistem pengelolaan sampah. Kondisi pasar tradisional hampir semuanya jorok dan kumuh akibat sampah yang berserakan di mana-mana.

Hal itu dikatakan Dikdik saat berkampanye di Pasar Antri, Kota Cimahi, Selasa. Dikdik melihat pengelolaan sampah di pasar tradisional sangat buruk. Hampir di setiap pasar yang ia kunjungi ditemukan sampah berserakan di jalan dan lorong-lorong.

”Pemeliharaan kenyamanan sangat perlu dipikirkan. Sebab, pengelolaan pasar tidak bisa hanya dititikberatkan pada target peningkatan pendapatan asli daerah. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian secara menyeluruh dan terintegrasi untuk memajukan pasar tradisional,” ujarnya. Sejak pagi, ia juga berkeliling di Pasar Kiaracondong dan Pasar Caringin di Kota Bandung.

Calon petahana Ahmad Heryawan menjanjikan penambahan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kualitas kesehatan, pertanian, dan pendidikan. ”Beragam bantuan dan kemajuan yang telah saya lakukan di periode sebelumnya akan ditambah bila saya terpilih,” ujarnya saat berorasi di Alun-alun Kawali, Kabupaten Ciamis, kemarin.

Di bidang kesehatan, Heryawan berjanji menggulirkan dana revitalisasi posyandu dan insentif bagi tenaga kesehatan hingga Rp 61 miliar. Sarana pertanian akan ditingkatkan lewat pemberian satu unit traktor pada setiap gabungan kelompok tani di Jabar.

Calon gubernur Dede Yusuf akan merevitalisasi pasar tradisional bila terpilih sebagai gubernur. Salah satunya membenahi infrastruktur dengan menggandeng Kementerian Perdagangan. ”Nantinya dilakukan dengan skema role sharing. Pemprov akan menganggarkan Rp 500 juta untuk membenahi satu pasar,” kata Dede, saat berkampanye di Bekasi, Selasa.(CHE/REK/NIK/MHF/HEI/ELD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com