Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkap Petani Bawa Celurit Polres Sumenep Diprotes

Kompas.com - 08/02/2013, 17:37 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

SUMENEP, KOMPAS.com - Tak terima dengan penangkapan seorang petani bernama Sumara, ratusan warga Desa Mantajun, Kecamatan Dasuk, bersama pengurus Gerakan Pemuda Ansor Cabang Sumenep, mendatangi markas Polres Sumenep, Jawa Timur, Jumat (8/02/2013). 

Mereka hendak meminta klarifikasi soal penangkapan Mantajun kepada Kapolres, AKBP Marjoko. Penangkapan sekaligus penahan Mantajun dinilai janggal karena hanya membawa sebilah celurit untuk bertani di ladangnya. Mantajun ditangkap polisi, Senin (4/2/2013) lalu di desanya.

Muhri, Ketua DPC GP Ansor Sumenep menjelaskan, saat terjadi dialog antara Wakapolres Sumenep AKP Fadhil, Rabu (6/2/2013), hanya disebutkan bahwa Mantajun ditangakap karena membawa senjata tajam dan melanggar Undang-undang darurat, sebab membawa sajam adalah tindakan kriminal.

"Saya heran kalau semua orang membawa celurit ke sawahnya ditangkap dengan alasan kriminal," katanya.

Mantajun, yang juga pengurus Ansor di desanya, sama sekali tidak pernah memiliki catatan negatif dan tidak melakukan tindakan kriminal. Oleh karena itu, warga menuntut Mantajun dibebaskan dari tahanan.

"Mantajun tidak bisa dilepas karena saya tidak punya kewenangan. Kewenangan itu ada di tangan Kapolres langsung," kata Muhri, menirukan kata-kata Wakapolres Sumenep. Karena itu, hari ini warga yang datang ke Mapolres, hendak menjenguk Mantajun, sekaligus mendengar keterangan resmi dari Kapolres Sumenep.

"Kami sudah berjam-jam di sini, tapi Kapolres tidak mau menemui kami karena alasan banyak pekerjaan yang lebih penting," imbuhnya.

Warga dan pengurus GP Ansor tidak datang dengan tangan kosong, mereka juga membawa surat keterangan tertulis dari para sesepuh dan tokoh agama di Sumenep.  Dalam surat itu dijelaskan bahwa Sumara adalah orang baik dan tidak pernah memiliki catatan kriminal.

Sampai berita ini ditulis, ratusan warga masih menunggu Kapolres Sumenep untuk menemuinya. Mereka duduk lesehan di sejumlah lorong-lorong kantor Polres Sumenep. Beberapa warga mengancam tidak akan pulang dari Mapolres Sumenep sebelum Kapolres bertemu mereka, sekaligus membebaskan Mantajun.

"Sampai kapanpun kami akan bertahan di sini sampai saudara kami dibebaskan," kata salah satu warga yang enggan disebutkan identitasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com