Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kayu Ilegal Ditahan

Kompas.com - 07/02/2013, 02:33 WIB

KENDARI, KOMPAS - Petugas Polisi Perairan Polda Sulawesi Tenggara menahan sebuah kapal bermuatan 52 kubik kayu rimba campuran di perairan Buton Utara, Sultra. Kayu yang akan diangkut ke Bima, Nusa Tenggara Barat, itu diduga ilegal.

Kepala Unit I Direktorat Polisi Perairan (Polair) Polda Sultra Inspektur Dua Tahalim mengatakan, kapal ditahan 2 Februari lalu oleh petugas pos Polair Ereke, Kabupaten Buton Utara. ”Hingga kini, kami masih melakukan penyelidikan terhadap kasus ini,” ujarnya, Rabu (6/2).

Enam awak dan nakhoda kapal bernama KLM Sama Jaya itu pun hingga kini masih dimintai keterangan sebagai saksi. Kapal berbobot 20 ton beserta muatannya itu kini ditambatkan di dermaga markas Direktorat Polair Polda Sultra di Kendari.

Menurut Tahalim, kapal memuat kayu dari Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara. Kapal tersebut diketahui sering melakukan pemuatan kayu ilegal di wilayah itu. Kabupaten Buton Utara dikenal memiliki kawasan hutan yang luas.

Petugas Polair Ereke menahan kapal saat berlayar di perairan Buton Utara. Kayu yang diangkut dicurigai berasal dari kawasan hutan. Dokumen surat keterangan asal usul kayu (SKAU) diduga tak sesuai dengan izin yang sebenarnya.

SKAU merupakan dokumen yang menyatakan penguasaan, kepemilikan, dan sekaligus bukti legalitas pengangkutan hasil hutan. Untuk mengecek kebenaran dokumen itu, jelas Tahalim, pihaknya akan memanggil penerbit dan pengawas SKAU tersebut di Kabupaten Buton Utara.

”Sejauh ini, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Kami masih terus melakukan penyelidikan,” kata Tahalim. Jika kemudian terbukti ilegal, pelaku bisa dijerat dengan tindak pidana kehutanan.

Sementara itu, Mahmud Ismail (52), pemilik kapal, mengaku, kapalnya disewa untuk mengangkut kayu oleh seorang pemesan di Bima, NTB. Usaha pengangkutan kayu dilakukan selama dua tahun terakhir.

Namun, Mahmud membantah jika muatannya itu tak dilengkapi dokumen yang sesuai. ”Seluruh dokumen baik untuk pelayaran maupun muatan kayu ada, dan lengkap. Kalau tidak lengkap, tak mungkin kami bisa berlayar,” ujar Mahmud. (ENG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com