Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokalisasi Saritem, Ini Komentar Dede Yusuf...

Kompas.com - 04/02/2013, 16:55 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Kota Bandung dan Pekerja Seks Komersial (PSK) seolah menjadi dua hal yang tak bisa dipisahkan. Tanpa bebicara soal praktik prostitusi terselubung atau pelacuran kelas, di level bawah dan menegah, secara kasat mata, banyak ruas jalan di Bandung yang setiap malam dipadati PSK. Sebutlah kawasan lapangan Tegalega, area Stasiun Bandung, Jalan Banceuy, Jalan Suniaraja, dan Jalan Braga, dan masih banyak area-area lainnya.

Namun, satu lokalisasi yang paling terkenal dan konon telah ada sejak jaman Jepang adalah Saritem. Area yang sangat terkenal di Bandung ini, letaknya di Jalan Saritem, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Bandung, Jawa Barat. Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com hingga akhir Desember 2012, Saritem memiliki sebanyak 625 wanita PSK.

Hingga sekarang, tahun 2013, Saritem masih saja berdiri meskipun beberapa kali berusaha dimusnahkan. Warga di sekitar, beberapa kali melakukan demonstrasi ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung namun tak berdampak.

Beberapa tokoh dan kalangan pemerintah serta DPRD sempat mengambil sikap. Salah satunya menyediakan pesantren, masjid dan tempat-tempat ibadah lainnya. Ketika itu Saritem sempat padam sekejap. Namun kenyataanya sulit. Lokalisasi ini tumbuh lagi dan kembali berjaya.

Calon Gubernur Jawa Barat periode 2013-2018 yang diusung Partai Demokrat (PD) Yusuf Macan Efendi mendapat pertanyaan soal itu, Senin (4/2/2013). Dede dengan gamblang mengaku tak yakin Saritem bisa dimusnahkan, karena hal itu menurut Dede sangat tidak mudah.

Menurut Dede, cara terbaik yang dilakukannya adalah dengan menciptakan konsolidasi dengan pemerintah setempat seperti Wali Kota Bandung dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. "Mungkin kita akan rujukan ke Wali Kota, karena Wali Kota yang mempunyai kewenangan lebih akan hal itu," kata Dede.

Dede menambahkan, dalam mengatasi hal itu, tentunya perlu melibatkan banyak pihak, seperti aparat TNI - POLRI dan berbagai lembaga lainnya. "Memang tidak mudah, tidak semudah membalikan telapak tangan. Andaikan berhasil dimusnahkan, tapi tak lama kemudian tumbuh lagi, atau tumbuh di tempat lain. Jadi hal ini akan menjadi fokus kebijakan pemerintah kota," kilah Dede.

Meski begitu, Dede menyebutkan akan senantiasa membantu dan mendukung kebijakan pemerintah kota Bandung terkait permasalahan ini. "Apabila ada lokasi yang digunakan sebagai tempat maksiat, tentu pemerintah tidak boleh berdiam diri, iya kan?. Yang pasti, kami dari pemerintah provinsi siap jika harus mendukung apa yang akan dilakukan Wali Kota nanti, sebab kita juga tidak mau daerah kita dijadikan tempat melakukan hal-hal yang tidak baik," kata Dede.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com