Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehadiran Perempuan Seksi di Tengah Penggerebekan KPK

Kompas.com - 31/01/2013, 11:45 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Selasa (29/1/2013) malam itu seolah menjadi malam yang sial bagi Ahmad Fathanah. Siapa yang menyangka kalau penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi akan menangkapnya malam itu. Apalagi, Ahmad yang merupakan orang dekat Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq itu ditangkap saat tengah bermesraan dengan seorang perempuan cantik di suatu kamar hotel di Jakarta.

Perempuan itu diketahui bernama Maharani (19), seorang mahasiswa di suatu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Dia ikut diamankan oleh penyidik bersama Ahmad dalam operasi tangkap tangan di hotel tersebut. Bersamaan dengan itu, penyidik KPK menyita uang senilai Rp 1 miliar dari tangan Ahmad. Diduga, uang itu diambil Ahmad dari dua direktur PT Indoguna Utama, Juard Effendi dan Abdi Arya Effendi, beberapa jam sebelum dia menghabiskan malam di hotel bersama Maharani.

Informasi dari KPK menyebutkan, Maharani mendapatkan uang Rp 10 juta malam itu. Belum diketahui apakah uang ini berasal dari Rp 1 miliar yang diterima Ahmad tersebut atau bukan. KPK menelusuri apakah keberadaan Maharani dalam operasi tangkap tangan itu ada kaitannya dengan kemungkinan gratifikasi seksual. Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono memastikan, M bukanlah bagian dari gratifikasi seksual. Ahmad bukan pejabat atau penyelenggara negara sehingga tak bisa dijerat dengan ketentuan gratifikasi dalam bentuk layanan seksual.

"Ini bukan diberikan ke penyelenggara negara atau pegawai negeri. Kecuali ada penyelenggara negara yang ikut menikmati, baru masuk gratifikasi," ujar Giri di Jakarta, Kamis (31/1/2013).

Kini, Maharani sudah dibebaskan. Setelah melalui pemeriksaan seharian, gadis itu meninggalkan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, sekitar pukul 02.01 WIB, dengan menumpang taksi. Dia tampak mengenakan atasan hitam lengan panjang yang dipadu dengan rok pendek biru tua.

Saat diberondong pertanyaan wartawan, Maharani tidak berkomentar. Mahasiswi itu tampak menunduk dan menutupi wajah dengan rambut panjangnya. Dalam operasi tangkap tangan malam itu, KPK tak hanya mengamankan Ahmad dan Maharani. Setelah melakukan penangkapan di hotel, penyidik langsung bergerak ke kawasan Cawang, Jakarta Timur, dan meringkus dua direktur PT Indoguna Utama, Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi, yang diduga sebagai pihak pemberi uang. Keduanya pun dibawa ke Gedung KPK untuk diperiksa lebih lanjut.

Dari hasil pemeriksaan dan gelar perkara, KPK menetapkan empat tersangka. Mereka adalah Ahmad, Juard, Arya, dan Luthfi Hasan Ishaaq. Keempatnya diduga terlibat transaksi suap terkait rekomendasi kuota impor daging.

Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, meskipun tidak ikut ditangkap, KPK menemukan dua alat bukti yang cukup untuk menetapkan Luthfi sebagai tersangka. Pada Rabu (30/1/2013) malam, penyidik KPK menjemput Luthfi dan langsung membawanya ke Gedung KPK untuk diperiksa sebagai tersangka. Kemungkinan besar Luthfi akan ditahan seusai pemeriksaan. Sementara tiga tersangka lainnya ditahan KPK secara terpisah di tiga rumah tahanan. Ahmad ditahan di Rutan KPK; Juard di Rumah Tahanan Salemba, Jakarta Pusat; sementara Arya ditahan di Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta Timur.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Suap Daging Sapi Impor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

    Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

    Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

    Nasional
    Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

    Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

    Nasional
    Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

    Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

    Nasional
    Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

    Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

    Nasional
    Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

    Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

    Nasional
    Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

    Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

    Nasional
    Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

    Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

    Nasional
    Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

    Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

    Nasional
    Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

    Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

    Nasional
    Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

    Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

    Nasional
    Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

    Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

    Nasional
    Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

    Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

    Nasional
    Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

    Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

    Nasional
    Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

    Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com