Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantai Rehabilitasi Mirip Penjara, 30 Warga Binaan Kabur

Kompas.com - 25/01/2013, 17:54 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com -- Alasan kaburnya 30 lebih warga binaan panti rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel mulai terkuak. Kerabat salah satu warga binaan, Risaldi Ariansyah kepada Kompas.com mengungkapkan bahwa adik angkatnya, Haidir Faksi (21) nekat kabur karena mengaku tidak pernah mendapat pengobatan dan perawatan selama rehabilitasi.

Selain itu, kata Risaldi, suasana panti rehabilitasi pun seperti penjara. Warga binaan tidur di balik jeruji besi dan dilarang shalat Jumat.

"Awalnya katanya ruangannya panti seperti suasana hotel, punya kamar dan televisi serta dibina dengan baik. Tapi kenyataanya tidak seperti itu. Adik saya masuk rehabilitasi karena ketergantungan obat Dextro yang dijual bebas di apotek. Kalau tidak mengonsumsi Dextro lututnya sakit. Masak adik saya disamakan dengan tahanan narkoba lainnya," beber Risaldi saat konfrensi pers di warung kopi (Warkop) Pelni, Jalan Pelita Raya, Jumat (25/01/2013)

Parahnya lagi, kata Risaldi, selama direhabilitasi selama 18 hari, adik angkatnya itu tidak pernah mendapat pengobatan dokter dan perawatan suster. Bahkan, Haidir dibiarkan sakit terus lututnya.

"Pernah katanya, mau shalat Jumat tapi dilarang karena ditakutkan kabur," kata Risaldi yang mengutip pengakuan adiknya.

Dia juga menuding ada kejanggalan dalam rehabilitasi di panti BNNP Sulsel. Sebelum direhabilitasi, pihak keluarga binaan harus menandatangani kontrak minimal enam bulan, bukannya hingga sembuh.

"Adik saya bukan ditangkap karena kasus narkoba, tapi kami dari keluarga maunya sembuh dari ketergantungan obat. Kok seperti tahanan saja, mesti kontrak minimal enam bulan. Saya curiga kalau ada permainan anggaran. Sepengetahuan saya juga, panti rehabilitasi tidak seperti yang digembar-gemborkan di media," tandasnya.

Risal juga membantah adiknya kabur dari panti rehabilitasi BNNP Sulsel di Baddoka, Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar. Justru, kata dia, adiknya keluar dari panti rehabilitasi karena kepala balai, dokter, suster-susternya dan satpam membukakan pagar.

"Dari segi mananya dikatakan kabur, sedangkan mereka semua yang membukakan pagar. Ya, jelas pasien pada ingin keluar dari panti, karena tidak nyaman," bebernya.

Sebelumnya telah diberitakan Kompas.com, sebanyak 30 lebih warga binaan balai rehabilitasi BNNP Sulsel kabur saat Pemilihan Gubenur Sulsel berlangsung, Selasa (22/01/2013) lalu. Mereka kabur, pasca-bentrokan sesama warga binaan pecah akibat kesalahpahaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com