Jakarta, Kompas - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan, Gunung Rokatenda di Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, masih berstatus Siaga. Masyarakat diimbau tidak berada di sekitar lembah sungai yang berhulu di kubah lava baru, terutama di bagian barat daya dan selatan untuk menghindari aliran awan panas.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Saat ini, menurut Surono, Gunung Rokatenda masih kerap meletus dengan tinggi asap letusan 800-1.500 meter. Letusan biasanya diikuti guguran dari kubah lava dan awan panas. ”Luncuran awan panas mencapai maksimum sekitar 2,5 kilometer, mengalir dominan ke arah selatan,” katanya.
Pemantauan kegempaan yang dilakukan sampai 13 Januari 2013 mengindikasikan kegempaan Rokatenda didominasi gempa guguran lava pijar. Adapun gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal, dan gempa embusan menunjukkan penurunan.
”Berdasarkan hasil evaluasi kegempaan dan visual, Rokatenda dinilai masih pada status Siaga,” kata Surono.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ratusan warga Palue mengungsi ke Sikka. Sebanyak 319 pengungsi yang tersebar di Ropa, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, mulai memakan batang pisang muda sebagai makanan tambahan. Pengungsi di Maumere turun berdemonstrasi ke Kantor Bupati Sikka. Aksi tersebut bertujuan menuntut
Terkait dengan sejumlah pelancong yang pingsan saat berwisata di Kawah Ijen, menurut Surono, PVMBG akan mengirim tim untuk meneliti kandungan gas di gunung api itu. Tim akan berangkat pada Selasa (15/1) ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi melaporkan, sedikitnya tujuh pengunjung mengalami gangguan pernapasan dan pusing saat mendaki Gunung Ijen.
Berdasarkan data PVMBG, Gunung Ijen sebenarnya dinyatakan Siaga sejak 24 Juli 2012. Sejak itu, pengunjung dilarang mendekati kawah. Namun, larangan ini diabaikan pemerintah daerah karena kepentingan pariwisata dan penambangan belerang.