Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar: Vaksin Lama Efektif Cegah Penyebaran Flu Burung

Kompas.com - 14/01/2013, 11:25 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Pakar kesehatan hewan Institut Pertanian Bogor Prof I Wayan Teguh Wibawan mengemukakan, vaksin AI "cock-tail" (polivalen) yang lama terbukti bisa mencegah penyebaran virus flu burung H5N1 yang saat ini menyerang itik.

"Tidak perlu menunggu vaksi baru, peternak bisa melakukan vaksinasi dengan vaksin lama yang teruji cukup efektif bisa mencegah penyebaran virus clade baru ini," katanya saat ditemui dalam sosialisasi flu burung kepada pelajar SMA di Fakultas Pertanian, IPB Dramaga, Senin (14/1/2013).

Wayan Teguh Wibawan  mengaku mendapat informasi dari Dirjen Kesehatan Hewan, bahwa hasil uji laboratorium vaksin lama cukup efektif mencegah penyebaran flu burung pada itik.

Pihaknya dipanggil untuk segera melakukan rapat koordinasi guna menindaklanjuti temuan vaksin lama yang cukup efektif mencegah flu burung.

Dengan demikian, untuk mencegah menyebarnya kematian itik di wilayah harus segera dilakukan vaksinasi dengan menggunakan vaksin lama tanpa menunggu vaksi baru diproduksi.

Meski vaksin lama efektif mampu menceah flu burung, produksi vaksin baru tetap dilakukan, yang rencananya Februari 2013 sudah bisa diproduksi.

"Surat edaran untuk melakukan vaksinasi dengan vaksin lama ini telah disebarkan ke daerah-daerah. Kita harapkan semua daerah segera melaksanakannya," katanya.

Menurut Wayan Teguh Wibawan, dalam melakukan vaksinasi tersebut cakupannya harus 70 persen, artinya jika dalam satu kawasan ada 100 itik maka yang divaksin harus 70 ekor.

Wayan Teguh Wibawan  mengatakan, daerah tidak harus menunggu vaksin baru, karena akan diproduksi pada Februari, vaksin lama sudah cukup efektif untuk mencegah virus H5N1 dengan clade 2.3.2.

Ia menyebutkan, pada awal virus H5N1 berkembang di Indonesia, tidak dilakukan vaksinasi kepada itik karena tergolong hewan yang lebih kebal dari ayam.

Penyebaran virus clade baru ini diduga dari transportasi hewan yang tidak bisa dicegah, sehingga menyerang itik yang tidak mendapat vaksinasi.

Berdasarkan data dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, periode November 2012 hingga 1 Januari 2013 sebaran virus flu burung clade 2.3.2 yang menyerang itik mencapai 60 kabupaten/kota di Indonesia.

Kasus tersebut terjadi di Jawa, Sumatera, Bali hingga Sulawesi. Tercatat sebanyak 513.718 ekor itik yang mati. "Dalam periode dua bulan hampir setengah juta itik mati karena virus ini, belum lagi yang sakit," katanya.

Wayan Teguh Wibawan  yang juga Ketua Komisi Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian mengatakan, pemerintah daerah harus segera melakukan vaksinasi terhadap itik dengan menggunakan vaksin lama.

"Lakukan perkuatan pengawasan lalu lintas hewan, khususnya dari daerah-daerah yang menjadi sentral itik seperti Brebes, Jombang, Trenggalek, Lampung, Riau, Sulawesi dan Bali," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan IPB itu. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com