Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Korban Banjir Belu Berharap Bantuan

Kompas.com - 07/01/2013, 06:49 WIB

ATAMBUA, KOMPAS.com - Warga sembilan desa di wilayah selatan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, daerah yang berbatasan dengan negara Timor Leste, yang terendam banjir, berharap segera ada bantuan tanggap darurat dari pemerintah setempat.

"Kami hanya butuh bantuan tanggap darurat dari pemerintah, untuk mengatasi kesulitan kami karena harus mengungsi dari rumah akibat banjir," kata Andreas Nahak, warga Desa Lasaen, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Senin (7/1/2013).

Sembilan desa yang menjadi sasaran amukan luapan sungai Benanain, antara lain, Desa Lasaen, Sikun, Loomota, Umatoos, Fafoe, Umalor, Sukabilulik dan Desa Rabasa.

Andreas Nahak dan ribuan warga di sembilan desa di Kecamatan Malaka Barat itu, terpaksa meninggalkan rumahnya masing-masing dan mengungsi ke sejumlah tempat aman, karena banjir yang menggenangi rumahnya sebagai akibat, luapan air sungai Benanain, akibat jebolnya tanggul penahannya.

"Kami memlih mengungsi sudah sejak Rabu (2/1/2013) lalu, karena luapan banjir dari sungai itu mulai menggenangi rumah-rumah kami yang berada di sepanjang aliran Benanain," kata Andreas.

Dia mengatakan, bantuan tanggap darurat pemerintah, harus segera diberikan, karena kondisi masyarakat, terutama bayi dan anak-anak yang sangat membutuhkan makanan serta minuman, karena kondisi tersebut.

"Kami terpaksa hanya makan mie instan seadaanya, hanya untuk menahan lapar, terutama kami berikan kepada bayi dan anak-anak," katanya.

Selain makanan dan minuman, lanjut dia, masyarakat juga membutuhkan bantuan obat-obatan, selimut dan sejumlah peralatan transportasi berupa perahu karet, agar bisa memudahkan aktivitas warga di sembilan desa tersebut.

Dia menjelaskan, luapan sungai Benanain, sebagai akibat jebolnya tanggul penahan sudah merupakan langganan warga di sembilan Desa di Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Belu, sejak 10 tahun silam. Kondisi itu, akhirnya tidak lagi menjadi hal bencana yang menakutkan.

Luapan banjir dari sungai Benanain itu, menurut dia, selain karena curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut, tetapi juga karena banjir kiriman dari wilayah lain di dua kabupaten tetangga, masing-masing Timor Tengah Selatan (TTS) dan Timor Tengah Utara (TTU).

Kendati begitu, lanjut dia, Pemerintah Kabupaten Belu serta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, tidaklah harus terus berdiam diri, untuk tidak melakukan sejumlah langkah antisipasi, agar persoalan ini bisa teratasi, pada setiap musim penghujan tiba.

"Kami cuma masyarakat biasa, kami hanya berharap dari langkah konkrit yang diambil pemerintah, baik di Kabupaten Belu, maupun pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur," kata Andreas.

Dia mengaku, akan terus bertahan di lokasi pengungsian, di kantor camat, sampai air mulai surut, karena menurutnya, musim penghujan di wilayah Nusa Tenggara Timur masih terus terjadi. "Demi keamanan dan keselamatan, kami memilih untuk tetap bertahan di pengungsian," kata Andreas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com