Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Dilarang Mendekati Kawah Jalatunda Sindoro

Kompas.com - 03/01/2013, 21:16 WIB
Gregorius Magnus Finesso

Penulis

 

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Pos Pemantauan Gunung Api Sindoro dan Sumbing masih melarang pendaki mendekati kawah jalatunda di puncak Gunung Sindoro. Kendati aktivitas gunung tersebut berstatus normal, namun dikhawatirkan, gas beracun yang keluar bersama zat sulfatara dapat mengancam nyawa pendaki.

Kepala Pos Pemantau Gunung Sindoro dan Sumbing di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari Temanggung, Yuli Rakhmatulloh, Kamis (3/1/2013) mengatakan, pihaknya sejak Maret 2012 telah mengirimkan surat kepada seluruh pos pendakian. Isinya agar para pendaki tidak mendekati bibir kawah Jalatunda dalam jarak minimal 100 meter dan bila pendaki mencium bau menyengat harus segera turun dari puncak.

Sebelumnya, dua pendaki yakni M Fuad (16) dan M Solikhin (15) tewas akibat menghirup gas beracun di kawah gunung tersebut. Keduanya penduduk Kepil Kecamatan Sapuran Wonosobo. Kedua Jenasah dievakuasi Tim SAR Temanggung, Selasa (1/1) .

Menurut Yuli, gas beracun dapat keluar bersama sulvatara pada musim hujan. Meski tidak mengeluarkan asap, namun kawasan tersebut masih tetap berbahaya. Apalagi gas mematikan tersebut tidak berbau dan tidak berwarna.

"Ketidaktaatan pada larangan untuk tidak mendekati dan turun ke areal kawah Jalatunda di puncak Gunung Sindoro kemungkinan besar jadi penyebab kematian dua pendaki saat Tahun Baru kemarin," tegas Yuli.

Informasi yang diterima Yuli, kedua korban sengaja turun ke area kawah. Padahal, di bibir kawah sudah berbahaya. Sebab gas beracun yang kebanyakan mengandung SO2 akan bergerak sesuai arah angin.

"Jika keduanya berada di bibir kawah yang jaraknya kurang lebih 70 meter hingga 100 meter kemungkinan masih besar bisa terhindar," tuturnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com