Di Manokwari, Warga Rela Antre Beli Petasan

MANOKWARI, KOMPAS.com -- Ribuan warga saling berebut petasan dan kembang api dalam tradisi memeriahkan malam pergantian tahun baru, di Manokwari, Papua Barat, Senin (31/12) sore. Ribuan warga ini umumnya merupakan warga yang berdomisili di sejumlah distrik terluar kota Manokwari, seperti Distrik Warmare, Prafi, Masni dan Tanah Rubuh.

Warga rela berdesak-desakan untuk mendapatkan petasan dan kembang api yang dijajakan oleh pedagang kaki lima di depan Pasar Tingkat, Jalan Yosudarso Manokwari. Antrean warga untuk membeli kembang api dan petasan itu, sempat memacetkan arus lalu lintas di ruas jalan tersebut.

Harga petasan dan kembang api yang dijajakan para pedagang kaki limai bervariasi mulai dari dari Rp 20 ribu hingga Rp 1 juta. Bukan hanya pedagang kaki lima yang diserbu warga, agen remi penjual petasan pun kewalahan melayani para pembeli yang membeludak di hari terakhir tahun 2012 ini.

Selain petasan, pedagang terompet juga meraup keuntungan yang cukup tinggi. Para pedagang terompet dadakan dari Surabaya ini memasarkan terompetnya mulai dari harga Rp 20 ribu hingga Rp 70 ribu dengan bentuk terompet yang bervariasi.

Pedagang terompet, Sumitro mengatakan, dirinya rela setiap tahunnya meninggalkan kampung halamannya untuk menjual terombet, karena harga terompet yang dijual di luar pulau Jawa, khususnya Papua lebih tinggi, meski demikian selalu habis terjual.