Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ATP Mulai Diterapkan untuk Atasi Tabrakan Kereta

Kompas.com - 19/12/2012, 17:49 WIB
Yuni Ikawati,
Gregorius Magnus Finesso

Tim Redaksi

CILACAP, KOMPAS.com Tabrakan kereta api (KA) yang kerap kali terjadi akan diredam dengan menerapkan automatic train protection (ATP). Awal 2013, sistem kendali otomatis ini akan mulai diuji coba pada Kereta Api Prambanan Ekspres yang beroperasi di jalur Yogyakarta-Solo.

Hal ini dipaparkan oleh tim Konsorsium Sistem Persinyalan Kereta dari PT LEN Industri dalam kunjungan Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta dan Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan di Stasiun Gumilir Cilacap, Rabu (19/12/2012).

Kunjungan dilakukan untuk meresmikan sistem persinyalan kereta api computer based interlocking (CBI). "Dengan ATP, pelanggaran rambu oleh kereta api karena kelalaian masinis dapat dicegah," ujar Gusti.

Di dunia teknologi, ATP relatif baru, tetapi peneliti dan perekayasa mikroelektronika di Indonesia sudah dapat menguasai teknologinya. Untuk pengembangan lebih lanjut, Kemristek akan mendorong kemandirian dalam bidang teknologi tersebut dengan SDM yang ada.

Selanjutnya bekerja sama dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan dijalin untuk fabrikasi dan aplikasinya.

Uji coba sistem ATP, menurut Erry Ricardo, Asisten Deputi Menristek Produktivitas Riset Iptek Industri, dilakukan pada jalur Kutoarjo-Solo. Pengembangan ATP akan dilakukan konsorsium yang terdiri atas Kemristek, BPPT, ITB, Politeknik Negeri Surabaya, LEN Industri, dan PT KAI.

Konsorsium ini sebelumnya menangani pengembangan sistem persinyalan elektronik, menggantikan sistem mekanik yang telah usang. Saat ini, ATP pada tahap skala laboratorium dan uj icoba yang akan memakan waktu tiga tahun.

Agung Darmawan, Kepala Divisi Teknologi dan Inovasi PT LEN Industri, menjelaskan, pada ATP dilengkapi sensor yang terhubung ke sistem rem. Maka, bila sampai jarak tertentu KA tidak berhenti, ATP akan mengaktifkan rem secara otomatis untuk melambatkan laju kereta hingga kereta berhenti sebelum melampaui lampu lalu lintas kereta.

Selain itu, ATP juga akan mengidentifikasi obyek di depan kereta sehingga kereta akan berhenti secara otomatis.

Sementara itu, Adi Sufiadi Yusuf Direktur Komersial PT LEN Industri menjelaskan, saat ini ATP dalam tahap finalisasi desain. ATP yang dikembangkan konsorsium merupakan hasil adopsi sistem yang digunakan di Eropa. Pengembangan sistem ini bekerja sama dengan Altpro dari Kroasia.

Evaluasi CBI

Untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan transporasi KA, kata Mangindaan, penggunaan sinyal elektrik yang dilengkapi sistem pengontrol mikro akan ditingkatkan untuk menggantikan sistem mekanik atau manual.

Penggunaan sinyal elektrik dan otomatis dapat meningkatkan kapasitas pelintasan kereta, sistem persinyalan lebih efisien, dan keamanan dan keselamatan transportasi lebih terjamin. Saat ini, sinyal elektrik kereta api baru sekitar 2 persen, selebihnya masih mekanik.

Dari seluruh sinyal KA yang ada 60 persen buatan dalam negeri. Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Tunjung Indrawan mengatakan, CBI yang dikembangkan sejak 2009 saat ini masih diuji coba selama setahun mendatang untuk memastikan atau dievaluasi keandalan pengoperasiannya.

Penerapannya lebih lanjut akan dilakukan di Stasiun Cikampek, Cirebon, dan Maos. Pertimbangannya adalah stasiun yang memiliki frekuensi lalu lintas yang tinggi dan memiliki pecabangan jalur kereta lebih dari dua.

Dari semua sistem persinyalan elektrik kereta api di Indonesia, sekitar 80 persen merupakan generasi dua, sedangkan CBI tergolong generasi tiga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com