Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tanah Melangit, Lokasi Bisa Pindah

Kompas.com - 18/12/2012, 04:30 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Rencana pembangunan bandara baru Yogyakarta di pesisir selatan Kulon Progo terkendala tingginya harga tanah. Jika harga tanah terus melambung, lokasi bandara akan dipindahkan.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Glagah Sumartoyo mengungkapkan, tahun 2007 harga tanah di pesisir selatan Kulon Progo hanya sekitar Rp 80.000 per meter persegi. Namun, sejak 2010 sampai sekarang harganya melambung hingga Rp 500.000 per meter persegi. ”Harga tanah sekarang sudah terlampau tinggi, apalagi di sekitar lokasi yang rencananya akan dibangun bandara,” ujarnya, Senin (17/12), di Yogyakarta.

Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X juga sependapat. ”Kalau tanahnya murah ya di (kecamatan) Temon, tapi kalau mahal ya pindah karena belum tentu feasible,” ujar Sultan.

Pembangunan bandara baru di Kulon Progo rencananya akan dilakukan investor swasta. Saat ini rencana induk pembangunan telah digarap PT Angkasa Pura I dan GVK Power and Infrastructure India dengan perkiraan nilai investasi Rp 1,2 triliun.

Karena dikelola swasta, pengelolaan bandara baru ini dikhawatirkan sangat berorientasi pada profit dan mematikan mata pencarian asli warga dari pertanian dan pariwisata. ”Sejak masterplan bandara dibuat, kami belum pernah diberitahu bagaimana pembangunan bandara ini. Kami berharap jangan dimatikan, sebaiknya keduanya bisa tetap jalan,” kata Sumartoyo.

Kawasan pesisir selatan Kulon Progo, dari Pantai Glagah hingga Congot, dinilai paling strategis sebagai lokasi pembangunan bandara baru Yogyakarta. Pembangunan bandara seluas 637 hektar ini akan dimulai tahun 2014 dan ditargetkan beroperasi 2016.

Tahap awal direncanakan kapasitas terminal penumpang 10 juta orang per tahun. Ke depan, bisa dikembangkan menampung 20 juta orang per tahun. (ABK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com