YOGYAKARTA, KOMPAS
Ketua Kelompok Sadar Wisata Glagah Sumartoyo mengungkapkan, tahun 2007 harga tanah di pesisir selatan Kulon Progo hanya sekitar Rp 80.000 per meter persegi. Namun, sejak 2010 sampai sekarang harganya melambung hingga Rp 500.000 per meter persegi. ”Harga tanah sekarang sudah terlampau tinggi, apalagi di sekitar lokasi yang rencananya akan dibangun bandara,” ujarnya, Senin (17/12), di Yogyakarta.
Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X juga sependapat. ”Kalau tanahnya murah ya di (kecamatan) Temon, tapi kalau mahal ya pindah karena belum tentu
Pembangunan bandara baru di Kulon Progo rencananya akan dilakukan investor swasta. Saat ini rencana induk pembangunan telah digarap PT Angkasa Pura I dan GVK Power and Infrastructure India dengan perkiraan nilai investasi Rp 1,2 triliun.
Karena dikelola swasta, pengelolaan bandara baru ini dikhawatirkan sangat berorientasi pada profit dan mematikan mata pencarian asli warga dari pertanian dan pariwisata. ”Sejak
Kawasan pesisir selatan Kulon Progo, dari Pantai Glagah hingga Congot, dinilai paling strategis sebagai lokasi pembangunan bandara baru Yogyakarta. Pembangunan bandara seluas 637 hektar ini akan dimulai tahun 2014 dan ditargetkan beroperasi 2016.
Tahap awal direncanakan kapasitas terminal penumpang 10 juta orang per tahun. Ke depan, bisa dikembangkan menampung 20 juta orang per tahun.