Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Melemah karena Proyeksi Produksi

Kompas.com - 13/12/2012, 14:42 WIB
Eny Prihtiyani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga beras pada perdagangan Rabu (12/12) kemarin di CBOT (Chicago Board of Trade) ditutup melemah.

Penurunan harga dipicu prediksi oleh Departemen Pertanian USA (USDA) untuk 2012/2013 yang menaikkan estimasi cadangan produk biji-bijian ini karena melambatnya ekspor.

Informasi ini memberikan signal pada pelaku pasar akan meningkatnya cadangan global untuk produk biji-bijian ini.

Harga Beras untuk penyerahan Januari mengalami penurunan dan ditutuppada 15,525 dollar AS per 100 pound di Chicago Boardof Trade. USDA mengatakan kemarin penggilingan produksi padidi China akan naik ke 143 juta ton rekor di tahun yang dimulai 1 Juli, mempertaha nkan perkiraan bulan lalu.

Konsumsi akan mencapai3,2persen ke 144 juta ton catatan. Cadangan beras dunia diperkirakan naik 6,6 persen ke 169,8 juta ton rekor pada 2012-2013.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Kamis (13/12) melaporkan, harga beras di Indramayu diperdagangkan pada Rp.7.925/kg. Harga beras selama tahun 2012 sudah meningkat Rp.250/kg atau meningkat 3,25 persen.

Sementara itu, berdasarkan pengamatan harga beras cenderung masih stabil. Be ras IR 64 kualitas super di tingkat penggilingan berkisar Rp 7.000/kg, menyusul beras kualitas medium berkisar Rp 6.700 - Rp 6.800/kg. Sementara di tingkat pengecer berkisar Rp 7.500/kg - Rp 7.800/kg.

Saat ini, produksi beras dari Jatim mencapai 17 persen dari produksi beras nasional atau 12,043 juta gabah kering giling. Sementara di lokasi panen raya, terdapat lahan persawahan seluas 420 hektar (ha) dengan tiap ha menghasilkan 9,6 ton per tahun. Dari produksi itu berkontribusi 11.500 ton terhadap produksi beras nasional. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com