Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surabaya Juara "Indonesian Green"

Kompas.com - 12/12/2012, 20:38 WIB
Agnes Swetta Br. Pandia

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com- Upaya pelestarian lingkungan menjadikan Kota Surabaya sebagai juara Indonesian Green Region Award (IGRA) 2012 untuk kategori kota.

Dari tiga kali penyelenggaraan IGRA, Surabaya untuk kedua kalinya meraih predikat juara I sejak  tahun 2011. IGRA merupakan penghargaan kepada daerah yang memiliki komitmen, perhatian, serta program nyata terkait isu lingkungan hidup yang digagas oleh Majalah SWA dan Kantor Berita Radio 68H.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi di Surabaya, Rabu (12/12/2012) mengatakan, salah satu kunci kesuksesan Surabaya yaitu adanya inovasi dan konsistensi dalam penataan ruang terbuka hijau (RTH), penghematan energi, pengelolaan sampah dan lain sebagainya.

Pemerintah Kota Surabaya dinilai mampu membangkitkan partisipasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam program berbasis lingkungan. Program Pemkot Surabaya berkaitan dengan lingkungan hidup antara lain upaya pengurangan sampah dari sumbernya.

Pengurangan sampah tak hanya dilakukan di tempat pembuangan sampah, melainkan sudah diantisipasi sejak dari awal sampah tersebut diproduksi.

Dengan konsep daur ulang, terbukti mampu mengurangi volume sampah ke lokasi pembuangan akhir (LPA). "Meski warga makin padat, sampah yang ke LPA tiap tahun berkurang," kata Musdiq.

Menurut dia, kegiatan pengelolaan sampah di Surabaya memiliki nilai ekonomis, sehingga menjadi keunggulan program tersebut. Sekarang sudah banyak bank sampah di beberapa kampung. Warga juga bisa menikmati nilai ekonomis kendati nominal uangnya tidak terlalu besar.

Apalagi barang daur ulang bisa dijual dengan harga kompetitif. Pelaku usaha kecil menengah (UKM) produk daur ulang sampah mulai menjamur. Kualitas barang yang dibuat sangat bagus dan diminati banyak orang.

Selain dari sisi ekonomi, upaya pengelolaan sampah juga berdampak pada peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Warga semakin sadar bahwa jika lingkungannya bersih, maka risiko terkena penyakit juga berkurang.

Faktor tersebut dapat mendorong warga untuk tetap konsisten menjaga lingkungannya. Tak luput dari penilaian adalah masalah udara. Kualitas udara Surabaya tergolong bersih, kendati menyandang status sebagai kota besar, karena ruang terbuka hijau (RTH) telah mencapai 20,21 persen.

Disamping itu, Pemkot Surabaya juga kerap menyelenggarakan uji emisi gratis di beberapa lokasi strategis. Pengaturan waktu jam-jam macet dengan jam masuk sekolah, menurut Musdiq, sangat berpengaruh. Jam masuk sekolah sengaja tidak disamakan dengan waktu macet, agar kemacetan bisa diminimalisir.

Gas CO2 yang terdapat dalam gas buang motor, kadarnya paling besar di saat terjadi penumpukan kendaraan yang berlebih. Di sisi lain, penanaman pohon juga terus dilakukan, sehingga Surabaya berhasil menjadi juara I tingkat Nasional pada kegiatan One Billion Indonesia Trees (OBIT) atas kontribusinya dalam penanaman pohon.

Tahun 2011, sebanyak 432.600 batang pohon ditanam dalam rangka penghijauan kota. Selain mitigasi dan perubahan iklim, Musdiq mengaku saat ini pihaknya telah menggodok konsep modernisasi LPA. LPA ke depan lebih modern, artinya dampak yang ditimbulkan, seperti bau dan limbah, tidak meluas. Hasil dari LPA bisa dimanfaatkan sebagai energi listrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com