SURABAYA, KOMPAS.com- Persoalan gizi buruk membayangi bertambahnya angka kematian bayi di Jawa Timur. Angka kematian bayi di Jatim pada 2011 adalah 29,2 per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah ini cenderung menurun dibandingkan pada 2010, yakni 29,9 per 1.000 kelahiran hidup, dan pada 2009 terdapat 31,4 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka kematian bayi tertinggi terdapat di Kabupaten Probolinggo, yakni 64,19 per 1.000 kelahiran hidup. Adapun di Surabaya angka kematian bayi mencapai 23,3 per 1.000 kelahiran hidup.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Budi Rahaju menjelaskan, minimnya asupan nutrisi dan gizi buruk menyebabkan bayi mudah terkena penyakit. Inilah kenapa diare dan difteri juga menyerang bayi dan berujung pada kematian.
"Untuk itu, seharusnya diadakan pemeriksaan secara rutin agar bayi dapat ditangani secepatnya," ucap Budi, di Surabaya, Kamis (22/11/2012).
Dokter spesialis anak RSU dr Soetomo, dr Agus Harianto SpAK, mengungkapkan, penyebab utama kematian bayi adalah berat lahir rendah (prematuritas), gangguan pernafasan (asfixia), dan infeksi. Kematian bayi ini kebanyakan terjadi saat bayi berusia kurang dari 28 hari.
"Dan lebih banyak lagi terjadi pada seminggu pertama," ucap Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.