Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adipati Jaya Negara: Orang Jawa Harus "Njawani"

Kompas.com - 16/11/2012, 11:32 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL,KOMPAS.com - Kanjeng Pangeran Harya (KPH) Adipati Jaya Negara meminta agar orang Jawa supaya kembali ke adat, yaitu kembali njawani. Sebab sekarang ini, sudah banyak orang Jawa yang tidak njawani.

Untuk itu, orang Jawa harus dan mau mawas diri atau hangrasa wani, yaitu mengedepankan hati untuk berfikir dan bertindak yang baik dan benar.

Permintaan itu disampaikan di sela-sela acara peringatan 1 Sura di tempat wisata Sekatul, Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (15/11/2012) malam.

Adipati Jaya Negara menjelaskan, tema acara 1 Sura ini adalah "Kebo Mulih Kandange" (Kerbau Kembali ke Kandang), yang berarti kembali ke jati diri.

"Sekarang ini sudah banyak orang Jawa yang tidak njawani sehingga mereka bertindak tidak benar," kata Adipati Jayan Negara.

Dalam peringatan 1 Sura di Sekatul tersebut, acara diawali dengan kirab prajurit yang diikuti oleh beberapa perempuan, dari pintu masuk Sekatul menuju ke Pendopo. Sesampai di Pendopo, prajurit berjaga-jaga di luar dan beberapa perempuan tersebut masuk dan duduk diantara tamu undangan.

Setelah itu, muncul Adipati Jaya Negara. Adipati membawa mangkok terbuat dari tanah berisi air kemudian memercikan air dari dalamnya ke beberapa bagian. Di antaranya kepada sekumpulan tampah, pecut, dan padi. Usai memercikkan air, ia kemudian duduk di depan. Setelah itu, beberapa orang mengambil pecut dan mengisi tampah dengan padi. Tampah berisi padi dan pecut itu kemudian dibagi-bagikan kepada tamu undanagan.

"Pecut dapat dimaknai sebagi bentuk penyemangat agar kita mau bangkit, ke jati diri sesuai dengan budaya nenek moyang yang adiluhung," jelasnya.

Sementara Tampah, lanjutnya, sebagai lambang alam semesta yang akan memilah dan memilih antara yang baik dan buruk. Untuk itu, perlu adanya seleksi. Maksudnya yang pantas dan menetes akan menjadi teladan yang ditiru oleh sesama dan yang gabuk (tidak berisi) akan tersingkir dan terbuang.

Acara peringatan 1 Sura, diakhiri dengan mengarak kerbau Mahesatani beserta luku dari halaman tempat wisata Sekatul ke kandang kerbau yang jaraknya sekitar 500 meter.

"Kebo Mahesatani adalah kerbau langka yang mempunyai ciri-ciri khusus. Di antaranya kerbau di tengahnya ada warna putih alami yang merupakan ciri sejak lahir. Di samping itu, mata kerbau juga putih tidak seperti kerbau lainnya. Sedang kandang, dimaknai bahwa manusia suatu saat akan pulang ke alam baka dengan membawa bekal sesuai dengan perbuatannya di dunia," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com