Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipukul Guru, Siswa Ini Terbaring Sakit di Rumah

Kompas.com - 14/11/2012, 13:41 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA, KOMPAS.com - Akibat tindakan kekerasan oleh seorang guru, Radinal Muktar, murid SMA 1 Latambaga, Kolaka Sulawesi Tenggara harus terbaring kesakitan di rumahnya sejak beberapa hari yang lalu. Dia mengaku dipukul berkali-kali oleh oknum guru di sekolahnya yang berinisal AS. Kepada Kompas.com, Radinal mengaku setelah dipukuli, dirinya sempat dikejar oleh oknum guru itu sambil membawa tombak.

Sambil mengerang kesakitan, Radinal bercerita awalnya dia dipanggil AS. Namun setelah dihampiri, AS tiba-tiba memukul Radinal tanpa alasan yang jelas. "Saya tiba-tiba dipanggil, tanpa ditanya panjang lebar dia langsung memukul. Pertama (pukulan mendarat, red) bagian uluhati, terus bagian dada saya. Di situlah saya rasakan sakit yang luar biasa karena memang saya ada penyaki di bagian dada itu. Saya lari, tapi dia mengejar dengan tombak," ungkapnya, Rabu (14/11/2012).

Radinal mengaku dirinya sempat meminta ampun saat dipukuli, tapi oknum guru tersebut tidak menghiraukan. Inilah yang menjadi pemicu kenapa sampai ada aksi demonstrasi di sekolah tersebut. Keluarga murid yang geram dengan aksi pemukulan itu mendatangi sang guru tersebut dan memukulnya. Namun oknum guru yang dipukul itu malah melaporkan hal tersebut kepada polisi.

Kedua belah pihak, yakni korban dan pelaku sempat berdamai di kantor polisi. Hanya saja kepala SMA 1 Latambaga tidak menerima proses perdamaian tersebut karena menduga ada oknum polisi yang masih menjadi kerabat dengan keluarga siswa yang ikut memukul.

"Yang saya tidak terima oknum itu, kenapa harus ikut memukul. Saya juga tidak berada di tempat saat itu, tapi cerita yang saya dengar seperti itu. Ini yang saya tidak terima, perlakuan oknum polisi tidak seperti itu," kata, Abdul Aris, kepala SMA 1 Latambaga.

Pernyataan kepala sekolah tersebut dibantah oleh Ocis, terlapor yang saat itu ikut memukul oknum guru tersebut. Menurutnya, polisi itu tidak memukul, tapi melerai, hanya saja sempat mendorong guru itu untuk memisahkan.

"Dia (oknum guru) tidak dipukul, tapi dilerai, dan memang sempat didorong untuk dipasahkan dengan saya, bukan dipukul," tegasnya.

Dengan adanya kejadian ini, warga dan orang tua murid sekitar sekolah tersebut mengancam akan terus bertindak apabila kepala sekolah yang mereka anggap sebagai provokator itu tidak diganti. Bahkan warga menegaskan akan memboikot dan menyegel sekolah tersebut sebelum tuntutan mereka dipenuhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com