NGANJUK, KOMPAS.com - Keberadaan pesantren Darul Akhfiya' yang diduga mengajarkan materi terorisme di Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur tidak dilengkapi izin tinggal kepada pihak desa setempat.
"Tidak ada ijinnya. Mereka darimana saya juga tidak jelas. Ada kabar mereka pelarian dari Blitar, ada pula yang bilang pelarian dari Solo," kata Budiharso, Ketua Rukun Warga, tempat pesantren berada, Selasa (13/11/2012).
Selama menetap di rumah yang dibeli dari Badal Harioso sejak setahun terakhir ini, kata Budiharso, penghuni pesantren tersebut sering berganti penghuninya. Mereka bergantian secara berombongan antara seminggu sekali hingga sebulan. Rata-rata penghuninya masih anak-anak usia remaja.
"Penghuninya gonta-ganti dan gak sekolah formal, hanya belajar di pesantren itu. Ketidakjelasan mereka itu yang membuat warga curiga," imbuh Budiharso.
Sementara situasi di pesantren tersebut saat ini masih belum ada aktivitas yang berarti. Hanya beberapa personil polisi dan aparat TNI yang berjaga di sekitar lokasi. Tidak ada sterilisasi lokasi kecuali pada area yang sudah dipasangi garis polisi.
Sebelumnya diberitakan, warga setempat mengusir penghuni pesantren, Senin (12/11/2012), karena dianggap melakukan kegiatan yang mencurigakan. Akibat pengusiran itu, sebanyak 49 santri maupun pengasuhnya diamankan di Mapolsek Kertosono dan dipindah ke eks gedung BNK kabupaten setempat.
Sementara polisi yang melakukan penggeledahan pesantren pascapengusiran itu, menemukan adanya barang-barang yang diindikasikan berhubungan dengan pembelajaran terorisme, seperti buku-buku dan keping cakram berisi materi jihad.
***
Baca Juga: