Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Pelacuran, Warga Terjepit dan Pasrah...

Kompas.com - 06/11/2012, 10:08 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com Keberadaan pekerja seks komersial (PSK) di pinggir-pinggir jalan utama Kota Semarang, terutama di kawasan Jalan Imam Bonjol, tak kurang mendapat banyak keluhan dari warga. Sebab, keberadaan mereka sangat mencolok di tengah lokasi padat penduduk.

Apa daya, berbagai usaha pernah dilakukan warga agar para PSK tidak lagi beroperasi di kawasan itu, tetapi tetap saja usaha warga tidak membuahkan hasil.

Seorang penjual makanan di kawasan itu menceritakan, dulu pernah ada warga melarang para PSK mangkal di pinggir jalan di lokasi ini. Namun, yang terjadi justru keributan yang membahayakan keselamatan warga. “Ada yang melarang para PSK itu, tapi jadinya malah ribut besar, sampai bawa-bawa senjata karena mereka mangkalnya, kan, ditunggui para lelakinya. Tiap diperingatkan begitu, akhirnya warga juga pasrah,” kata si pedagang itu.

Keberadaan mereka sebenarnya sangat mengganggu warga. Perempuan muda asli daerah itu justru tidak berani keluar rumah jika sudah malam hari, terutama di atas pukul 21.00 WIB. Sebab, terkadang para lelaki hidung belang tidak bisa membedakan mana warga asli dan mana yang PSK.

“Istri saya saja pernah ditawar orang waktu ke warung depan beli sesuatu, kalau begini sebenarnya, kan, kita juga merasa tertekan. Terlebih lagi kalau yang bertanya anak-anak saya yang masih kecil, kan, saya sebagai orang tua juga susah menjelaskan siapa mereka dan pekerjaannya bagaimana,” terang bapak dua anak ini.

Pedagang yang sudah berjualan di kawasan itu sejak 2006 ini mengaku razia oleh petugas juga sering dilakukan. Bahkan, banyak juga yang tertangkap, tetapi tetap saja mereka kembali ke jalanan. Alasan para PSK selalu sama, yakni mereka adalah tulang punggung keluarga dan sebagian besar mereka sudah memiliki anak.

Sedangkan para suami atau pasangan mereka hanya menggantungkan hidup dari para PSK. Sementara si PSK mengaku susah terpojok dengan kondisinya sehingga tetap harus melakukan pekerjaan tersebut.

Saat ini, warga dan juga PSK sama-sama tidak memedulikan. Semakin lama pemandangan itu menjadi hal yang biasa sehingga wargalah yang harus lebih pintar dan mawas diri, terutama dalam menjaga anak-anaknya....

***

Baca Juga:

Simak pula topik sebelumnya:
Prostitusi "Ayam Kampus"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com