Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bila Panen Mundur Pemerintah Diminta Tidak Tergoda Mengimpor Beras

Kompas.com - 29/10/2012, 03:11 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah diminta tidak tergoda untuk mengimpor beras apabila musim panen padi musim rendeng 2012/2013 mundur. Cadangan beras harus diperkuat begitu juga strategi pengelolaannya.

Guru Besar Sosial Ekonomi Industri Pertanian Universitas Gadjah Mada M Maksum ketika dihubungi di Yogyakarta, Minggu (28/10), mengatakan, tahun ini Perum Bulog bisa mengelola beras luar biasa besar antara 5 juta sampai 6 juta ton.

”Kalau hanya mundur dua bulan, seharusnya Perum Bulog masih bisa ditangani kecuali tergoda hasrat mengimpor tinggi,” tegas Maksum.

Sementara itu pengamat perberasan, Husein Sawit, di Jakarta, mengatakan, mundurnya musim tanam padi akan berdampak pada musim panen. Karena itu stok beras Perum Bulog harus diperkuat.

Cadangan yang ada di Perum Bulog saat ini belum mencerminkan dampak negatif sebagai akibat mundurnya musim tanam. Cadangan beras yang ada dipersiapkan untuk mengkover defisit produksi beras sampai Februari 2013. Padahal dengan panen yang mundur dua bulan, perlu ada persiapan tambahan. Apalagi panen rendeng memberi kontribusi 55 persen dari produksi beras nasional.

Kalau stok tidak diantisipasi, bisa terjadi gejolak harga. ”Pemerintah rileks saja dalam merealisasikan impor beras. Setidaknya dari rencana impor 1 juta ton, separuhnya atau 500.000 ton bisa segera direalisasikan,” katanya.

Selain itu, Bulog juga harus meningkatkan mobilitas beras. Pemupukan stok beras jangan hanya di daerah yang tersedia gudang, tetapi di daerah yang potensial terjadi kenaikan harga. Seperti di Jabodetabek, Medan, Manado, Banjarmasin, Palangkaraya, dan daerah lain yang berpotensi terjadi kenaikan harga.

Kontak Tani Nelayan Andalan memperkirakan musim tanam padi pada tahun ini baru akan mulai akhir November atau awal Desember 2012. Berdasar ramalan BMKG, hujan baru akan mulai awal November. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com