Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Biogas, Warga Lereng Gunung Panderman Tinggalkan Elpiji

Kompas.com - 26/10/2012, 15:42 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

BATU, KOMPAS.com - Warga lereng gunung Panderman, tepatnya di Desa Toyomerto, Kota Batu, Jawa Timur, memamerkan penggunaan biogas kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan, Jumat (26/10/2012).

Tak hanya melihat penggunaan biogas, Dahlan juga meninjau langsung ke lokasi pengolahan lembah ternak yang merupakan sumber biogas.

Setelah meninjau pengolahan biogas, Dahlan menggelar dialog dengan warga desa, termasuk pelopor penggunaan biogas, Soedardji.

Kepada Dahlan, Soedardji menjelaskan, jumlah sapi di desa itu lebih banyak dibandingkan jumlah warga.

"Di desa ada kurang lebih ada 1400 ekor sapi," kata Soedardji yang mengenal biogas sejak duduk di bangku sekolah dasar itu.

"Setelah dewasa, saya memanfaatkan bantuan dari Petrokimia," katanya.

Saat ini, lanjut Soedardji, pengolahan biogas yang dikelolanya, berjalan cukup lancar dengan pasokan limbah 25 ekor sapi.

"Limbah tersebut bisa memproduksi biogas, yang dapat digunakan untuk keperluan memasak lima rumah," katanya.

Dengan adanya biogas, mayoritas warga mulai meninggalkan elpiji. Dampaknya, warga kini bisa menyisihkan pendapatannya lebih banyak lagi.

"Uang yang biasanya untuk beli elpiji, sudah bisa ditabung," ujar Soedardji yang juga menjabat Ketua Kelompok Tani Sumber Hasil III itu.

Mendengar penjelasan Soedardji itu, Dahlan Iskan tak berkomentar banyak. Dia hanya mengacungkan jempol menandai rasa kagumnya terhadap semangat warga Desa Toyomerto yang memilih biogas sebagai sumber energi mereka.

"Di desa yang berada di dataran tinggi, memang sangat tepat untuk mengurangi pemakaian kayu bakar dalam kebutuhan dapurnya." kata Dahlan.

"Jangan gunakan listrik. Karena biayanya sangat mahal," kata mantan Dirut PLN itu.

Menurut Dahlan, pengolahan biogas di Desa Toyomerto, sudah jauh lebih baik dibandingkan daerah lainnya, karena sudah menampung hasil pengolahan secara permanen.

Lebih lanjut Dahlan menjelaskan, pihaknya kini tengah memikirkan pengembangan teknologi biogas, agar bisa dikemas dalam tabung elpiji tiga kilogram.

"Saat ini, tinggal menunggu perhatian pemerintah setempat bagaimana biogas di desa ini terus berkembang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com