Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Tambang Minyak di Bukit Lumpur Masin Lulik?

Kompas.com - 25/10/2012, 14:31 WIB
Frans Sarong

Penulis

MAUBESI, KOMPAS.com- Keunikan kawasan cagar alam Maubesi di Kecamatan Kobalima dan Malaka Tengah, Kabupten Belu, Nusa Tennggara Timur, tidak hanya dari rimbunan mangrove atau berbagai jenis bakau yang tumbuh meluas. Dalam kawasan seluas 3.246 ha itu terdapat dua bukit gundul dari semburan lumpur yang diduga mengisyaratkan kandungan minyak bumi di dalamnya.

Lokasi bukit lumpur dikenal bernama Masin Lulik atau tempat keramat. "Kalau musim hujan, titik semburan lumpur muncul di mana mana di sekitar dua lokasi itu. Sebaliknya hanya satu dua titik semburan pada musim kemarau. Mungkin karena lapisan tanahnya sedang keras," jelas Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT, Wantoko di kawasan Maubesi, Kamis (25/10/2012) siang.

Maubesi berlokasi 62 km sebelah selatan Atambua, Kota Kabupaten Belu. Tepi timur kawasan cagar alam itu posisinya sekitar 7 km sebelum tapal batas wilayah NTT-Timor Leste.

Kepala Resor Cagar Alam Maubesi, Bere Benyamin, menuturkan, dua bukit lumpur dalam kawasan dianggap keramat oleh masyarakat sekitarnya. Mereka beranggapan kawasan itu sebagai tempat para arwah, termasuk dari lingkungan keluarga, bersemayam setelah meninggal.

"Ada sejumlah tetua yang pada waktu tertentu berkunjung ke Masin Lulik sekadar bertemu arwah keluarga mereka. Itu dilakukan setelah melallui ritual khusus," tutur Bere.

Seperti disaksikan, Kamis (25/10/2012) siang ini, di sekitar titik semburan ditemukan sebungkus rokok yang masih utuh. Juga beberapa potongan lilin sisa bakaran. "Tak jarang pula menemukan uang entah untuk ujud apa," tambah Bere.

Kepala Balai Besar KSDA NTT Wiratno menduga, semburan lumpur itu bagian potensi minyak bumi di selatan Timor hingga Celah Timor di Lau Timor. Dugaan itu dimungkinkan karena di kawasan cagar alam Maubesi juga terdapat satu titik ceruk yang dipastikan sebagai sumber minyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com