Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Bandung Berkelahi, 1 Tewas, 1 Kritis

Kompas.com - 19/10/2012, 17:22 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Perkelahian antar-mahasiswa terjadi di Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/10/2012). Insiden ini menyebabkan satu orang tewas dan satu kritis.

Kepala Bagian Operasional Polrestabes Bandung AKBP Dani Kustoni menyebutkan, korban tewas adalah Yusuf Badi, mahasiswa Fisif Universitas Pasundan jurusan Hubungan Internasional. Yusuf tewas setelah ditusuk pisau oleh pelaku, Sepnat Karat (28), mahasiswa YPKP Jurusan Manajemen. Sedangkan korban luka adalah Ilyas, mahasiswa Institut Teknologi Nasional (Itenas) akibat terkena sabetan pisau pada salah satu bagian tubuhnya.

"Satu korban tewas, satu lagi luka kritis. Kedua korban langsung diboyong ke Rumah Sakit Boromeous untuk diotopsi dan dirawat," jelas Dani kepada wartawan di lokasi kejadian di Jalan Cilaki, Bandung, Jumat, (19/10/2012).
 
Ia menjelaskan, kasus ini bermula saat pertikaian di sebuah asrama mahasiswa di Jalan Cilaki, tadi pagi. Pertikaian sempat terhenti. Beberapa saat kemudian dilanjutkan di luar asrama dengan aksi kejar-kejaran dan berakhir penusukan. Peristiwa terjadi sekitar 11.30 WIB. "Belum diketahui motifnya seperti apa, kita dari pihak kepolisian sedang mendalami kronologinya seperti apa," tegas Dani.

Pantauan Kompas.com di lapangan, hingga kini puluhan aparat kepolsian masih berjaga-jaga di lokasi kejadian. Hal itu untuk mengantisipasi kejadian yang lebih parah lagi.

Sementara, menurut saksi mata Dian (24) di lokasi, kedua korban ditusuk oleh pelaku. Setelah itu pelaku lari. Merasa masih kuat meskipun darah mengalir dari tubuhnya, kedua korban masih bisa mengejar sang pelaku. Tak kuat menahan sakit, Yusuf tewas saat mengejar pelaku.

"Ya, saya lihat jelas, tadi mereka berdua ditusuk. Setelah ditusuk, korban masih bisa mengejar pelaku. Pada saat kejar-kejaran, satu orang tewas di tengah jalan. Darah mereka berceceran di jalan. Korban yang meninggal ditusuk tepat dada," jelasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com