Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Imigran Jebol Rudenim Pakai Gagang Pembersih Lantai

Kompas.com - 19/10/2012, 16:25 WIB
Kontributor Pasuruan, Moh. Anas

Penulis

PASURUAN, KOMPAS.com - Sebanyak 7 imigran asal Afganistan melarikan diri dari Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Surabaya yang berkantor di Jalan Raya Raci, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (19/10/12). Mereka kabur setelah membuat lubang dengan mengandalkan gagang pembersih lantai. Kini petugas Rudenim terus memburu para imigran yang kabur ini.

Kepala Sub seksi Ketertiban dan Keamanan Rudenim Surabaya, Wahyu Tri Wibowo menjelaskan, pihaknya mengetahui kaburnya imigran itu setelah petugas menemukan sebuah lubang di pojok blok tahanan dan tangga kayu. Saat diperiksa, ternyata lubang itu tembus dari kamar tahanan blok A4. "Sedangkan diameter lubang itu sekitar setengah meter," ujarnya.

Menurutnya, pelarian imigran asal Afganistan itu diduga kuat sudah direncanakan sejak tiba di Rudenim pada 10 Oktober 2012 yang lalu. Sebab, lubang yang digali sedalam dua meter itu hanya mengandalkan tongkat pembersih lantai.

"Sedangkan yang lari adalah deteni (tahanan rumah detensi) yang masih muda-muda. Karena sisa dari ruang A4 itu masih ada deteni yang usianya lebih tua, mereka tidak melarikan diri," jelasnya.

Sementara itu, saat disinggung apakah ada unsur kesengajaan dari petugas untuk membiarkan deteni kabur, pihaknya membantah keras. Karena selain keterbatasan personel, rata-rata deteni menolak keras untuk dilakukan penahanan dan selalu memberontak.

"Karena pada dasarnya tujuan mereka bukan ke Indonesia, tapi Austalia untuk mendapatkan suaka. Sementara penanganan dari pihak UNHCR harus melalui proses lama," tegasnya.

Sedangkan dari jumlah deteni yang tersisa di tahanan Rudenim Surabaya hingga saat ini berjumlah 51 orang. Mereka berasal dari berbagai negara, diantaranya Pakistan, Sudan, Irak, Iran dan Afganistan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com