Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debit Air Menyusut, Warga Ruteng Cemas

Kompas.com - 17/10/2012, 16:23 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

RUTENG, KOMPAS.com — Wakil Bupati Manggarai Dr Deno Kamelus mengungkapkan, kota Ruteng, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah mulai kekurangan air minum sejak beberapa bulan belakangan ini. Itu disebabkan pohon-pohon basah di Hutan Golo Lusang sudah mulai habis sehingga tidak bisa menyerap air lagi.

Akibat minimnya air, bahkan sebagian warga Ruteng terpaksa membeli air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ruteng. "Ini merupakan kecemasan dari warga kota Ruteng dan Pemerintah Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT, ke depan. Hutan Golo Lusang merupakan hutan produksi air minum, tetapi akhir-akhir ini mulai berkurang," jelasnya saat penanaman pohon di Bukit Yubilium Golo Lusang untuk menyambut seabad Gereja Katolik Manggarai, Rabu (17/10/2012).

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah NTT Ir Wiratno, MSc menjelaskan, Hutan Golo Lusang masuk ke Taman Wisata Alam (TWA) Ruteng yang merupakan salah satu dari 29 kawasan konservasi di Provinsi NTT yang harus dilestarikan dalam mendukung kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

"Kami berterima kasih kepada Keuskupan Ruteng dalam perayaan seabad Gereja Katolik Manggarai menggelar kegiatan penanaman pohon di Golo Lusang dan juga kepada Pemerintah Kabupaten Mnaggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat atas dukungan penuh untuk melestarikan Taman Wisata Alam Ruteng dalam berbagai kegiatan penanaman pohon," ucapnya.

Wiratno menjelaskan, sebagai sistem penyangga kehidupan, TWA Ruteng seluas 32.245 hektar adalah hulu dari 34 sungai, baik yang berada di Kabupaten Manggarai maupun di Kabupaten Manggarai Timur. Sungai-sungai tersebut mengairi 3 irigasi teknik, 5 irigasi semiteknik, dan 317 irigasi sederhana untuk mengairi lebih kurang  18.518 hektar sawah yang tersebar di 54 Desa, 9 kecamatan di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat, serta 2 listrik tenaga mikohidro, yakni Wae Garit di Kabupaten Manggarai dan Wae Mokel di Kabupaten Manggarai Timur.

Menurut dia, fakta ini menunjukkan betapa pentingnya peran TWA Ruteng sebagai penyangga kehidupan. Wiratno menjelaskan, TWA Ruteng juga menjadi "rumah" bagi 252 jenis tumbuhan, 21 mamalia, 9 reptil, 13 amfibi, dan 65 jenis burung termasuk burung endemik Flores. Selain itu, obyek wisatanya sangat menarik, seperti keindahan Danau Ranamese di Manggarai Timur, air terjun Cunca Rede, Puncak Gunung Ranaka yang juga merupakan wisata religi.

Wiratno menambahkan, Kwartir Cabang Pramuka Kabupaten Manggarai sudah menanam pohon di Golo Lusang sebanyak 12.600 anakan pohon di areal 10 hektar, dan karyawan serta karyawati BRI Ruteng menanam pohon di Golo Lusang sebanyak 2.200 anakan pohon. Sementara panitia seabad Gereja Katolik Manggarai menanam 1.600 anak pohon lokal Manggarai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com