Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Masuk Akal, Produksi Emas 2,5 Ton Per Hari

Kompas.com - 08/10/2012, 16:52 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku meragukan adanya informasi yang menyebutkan produksi emas di kawasan Gunung Botak, Desa Wamsait, Kabupaten Buru, Maluku, mencapai 2,5 ton per hari.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Maluku Bram Tomasoa, kepada Kompas.com saat dihubungi, Senin (8/10/2012), mengakui data produksi emas di Gunung Botak sangat sulit diprediksi. Ia mengaku kaget dengan informasi yang menyebutkan produksi emas di Pulau Buru mencapai 2,5 ton per hari.

Bram mengatakan, informasi tersebut belum bisa diverifikasi kebenarannya. "Kalau produksi emas di sana itu sangat sulit diprediksi. Siapa yang mengatakan kalau produksi emas di Pulau Buru 2,5 ton per hari? Itu sangat tidak masuk akal. Saya pikir yang menyampaikan hal tersebut telah keliru," kata Bram.

Bram yang juga salah satu ahli geologi di Maluku ini malah mengungkapkan, potensi produksi emas di Pulau Buru diperkirakan tidak mencapai 1 ton per hari. Ia lalu mempertanyakan dasar yang digunakan untuk mengukur jumlah potensi emas yang terkandung di dalam perut bumi Pulau Buru.

"Tidak benar itu, apa pendasarannya, paling tidak lebih dari 1 ton emas yang diproduksi dalam sehari, janganlah dibesar-besarkan masalah ini," pintanya.

Bram juga meragukan transaksi produksi emas di Pulau Buru yang disebut telah mencapai angka Rp 365 triliun sejak operasi pertambangan dibuka di kawasan tersebut. "Anda bayangkan sendiri saja, Rp 1 triliun saja itu uang yang sangat banyak, apalagi sampai Rp 365 triliun. Sekali lagi saya kira ini informasi yang keliru," tandasnya.

Bram mengimbau, masalah pertambangan di Pulau Buru agar jangan dibesar-besarkaan karena dampaknya akan sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat di wilayah tersebut. Ia juga menilai selama ini pemerintah setempat kurang proaktif mengoordinasikan masalah tambang di Gunung Botak ke Pemprov Maluku.

"Kalau informasinya seperti ini, akan sangat membahayakan, akan banyak penambang liar yang terus berdatangan di Pulau Buru, dan itu akan mendatangkan banyak masalah, baik kesehatan, kerusakan lingkungan dan keamanan, pemerintah di sana juga tidak proaktif melaporkan kondisi pertambangan ke Pemprov Maluku, ini masalahnya," akunya.

Menurutnya, dampak dari pertambangan di Pulau Buru telah banyak membawa masalah sehingga jangan membesar-besarkan apa yang sesungguhnya tidak benar.

Sebelumnya, Ketua Assosiasi Pertambangan Rakyat Indonesia (Aspiri) Maluku kepada sejumlah wartawan di Ambon, Minggu (7/10/2012) mengatakan produksi emas di Pulau Buru mencapai 2,5 ton per hari dan keseluruhan transaksi produksi emas telah mencapai Rp 365 triliun setahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com