Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak RUU Kamnas, Mahasiswa Ditikam Sekelompok Orang

Kompas.com - 05/10/2012, 17:59 WIB
Stefanus Osa Triyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kekerasan terhadap mahasiswa yang melakukan penolakan terhadap Rancangan Undang-undang Keamanan Nasional (RUU Kamnas) telah menegaskan bahwa potensi kekerasan dan dampak penguatan supremasi TNI yang diusung oleh RUU Kamnas semakin terang.

Penanganan aksi demonstrasi dengan kekerasan juga memperlihatkan bahwa RUU Kamnas diusulkan bukan dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan keamanan nasional, melainkan lebih pada tekad politik TNI untuk memperkokoh supremasi TNI dalam kehidupan dan penyelenggaraan negara.

Hal itu diungkapkan Ketua Setara Intitute Hendrardi di Jakarta, Jumat (5/10/2012). Hendardi menjelaskan, Marwan, mahasiswa Universitas 45 Makassar, dihadang sekelompok orang dan ditikam dengan senjata tajam di bagian perut. Peristiwa yang terjadi 4 Oktober 2012 pukul 01.00 WITA membuat Marwan terbaring di ICU RSI Faisal, Makassar.

Sementara Andi Rante alias Andra, Ketua BEM Fakultas Ekonomi Universitas 45 Makassar, dan Hasri alias Jack, mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT), yang mendapat informasi peristiwa tersebut dari orang yang tidak dikenal (diduga dari pelaku) via telpon juga mengalami hal yang sama.

Saat itu mereka menuju rumah sakit untuk menengok Marwan. Mereka sengaja dipancing untuk keluar rumah, kemudian dihadang dan diserempet motornya, lalu ditikam. Meski tidak separah Marwan, keduanya jelas telah menjadi target operasi pelaku.

Sekalipun polisi belum mengidentifikasi peristiwa ini, pengakuan korban menunjukkan bahwa pelaku adalah orang yang tidak dikenal dengan ciri berbadan tegap. Kuat dugaan pelaku adalah pihak yang mempunyai kepentingan dengan akan disahkannya RUU Kamnas karena para korban adalah pimpinan demostrasi yang menolak RUU Kamnas.

Tanpa diminta, Polda Sulselbar harus segera memprakarsai penyelidikan atas peristiwa ini untuk kemudian memprosesnya secara hukum. Peristiwa ini merupakan teror atas ekspresi demokratik warga negara yang menolak pembahasan RUU Kamnas, kata Hendrardi.

Menurut dia, kecepatan penanganan oleh kepolisian juga akan menekan aksi-aksi kekerasan lanjutan yang sangat mungkin terjadi di tempat lain karena penolakan terhadap RUU Kamnas menjadi perhatian banyak mahasiswa.

Setara Institute mengutuk kekerasan terhadap mahasiswa Makassar dan mendesak agar Kapolri memerintahkan Kapolda Sulselbar mengambil tindakan nyata dalam penanganan kekerasan tersebut.

Kapolri juga mesti memerintahkan kepada Kapolda di seluruh Indonesia untuk memastikan perlindungan bagi mahasiswa dan masyarakat sipil yang melakukan demostrasi karena berpendapat dan berekspresi merupakan hak yang dilindungi.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com