PLN Bentuk Perusahaan Patungan untuk Ekspor Listrik

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan membentuk perusahaan patungan dengan PT Bukit Asam dan Tenaga Nasional Berhard dari Malaysia untuk mengekspor listrik ke Malaysia. Ekspor listrik itu akan dilakukan setelah kebutuhan listrik di dalam negeri terpenuhi.  

Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji, Jumat (28/9/2012) di Jakarta, menyatakan, kerja sama antara Indonesia dan Malaysia sudah direalisasikan melalui nota kesepahaman terkait penyediaan pasokan listrik dari Indonesia ke Malaysia.  

Saat ini ketiga pihak sedang mematangkan struktur bisnis penyediaan tenaga listrik itu serta menghitung kebutuhan investasi untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap di mulut tambang dan jaringan transmisi yang menghubungkan kedua negara.

Rencananya, PLTU di mulut tambang itu akan menyediakan pasokan tenaga listrik sesuai permintaan Malaysia atau sekitar 1.000 megawatt (MW). "Besaran kapasitas yang dihasilkan tergantung dari kesiapan Malaysia," ujarnya.

Sebelumnya PT Bukit Asam (Persero) bersama dengan PT PLN dan Tenaga Nasional Berhad dari Malaysia menandatangani nota kesepahaman untuk pasokan energi listrik dari lokal tambang PTBA di Peranap, Indragiri Hulu, Riau, ke Malaysia, pada 18 Juni lalu.

Pembentukan 3 perusahaan patungan disiapkan untuk pengembangan sebagian tambang Peranap, pembangunan PLTU 2 x 600 megawatt di mulut tambang di Peranap, dan pembangunan transmisi dari Peranap ke Malaysia.  

Untuk memenuhi kebutuhan batubara bagi PLTU itu, sebagian wilayah tambang PTBA di Peranap disiapkan untuk memenuhi pasokan kebutuhan batubaranya. Volume batubara yang dibutuhkan per tahunnya dari perusahaan patungan untuk PLTU 2 x 600 MW ini 5-6 juta ton.

Dari total energi yang dihasilkan PLTU, sebagian akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi domestik dan sebagian lagi disalurkan lewat transmisi bawah laut ke Malaysia yang dekat lokasi PLTU di Peranap. PTBA wilayah Peranap memiliki sumber daya batubara 792 juta ton dan cadangan tertambang 367 juta ton.