Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris Nawa Ditangkap bersama Istri dan Balita

Kompas.com - 22/09/2012, 12:27 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Selain menangkap dua teroris, RK dan BH pada Jumat (21/9/2012) malam dan Sabtu (22/9/2012) subuh, tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap seorang terduga teroris lainnya bernama Nawa (22) di rumahnya di Jalan Halilintar, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Sabtu sekitar pukul 09.30 WIB.

Keterangan yang dihimpun, aparat membawa pergi Nawa dengan istri dan seorang anaknya yang lahir saat Lebaran 2012 itu dari rumahnya tersebut dengan menggunakan mobil.

Nawa setiap hari bekerja di rumahnya sebagai tukang reparasi barang-barang elektronik. Tetapi, tidak ada warga sekitar yang meminta perbaikan barang-barang elektroniknya yang rusak kepada Nawa, karena keluarga itu cenderung bersikap tertutup.

Mereka yang datang untuk meminta Nawa memperbaiki barang-barang elektronik itu justru datang dari luar kawasan setempat.

"Kalau Nawa memang asli sini, anak bungsu dari Ibu Muhaimin, bapaknya sudah meninggal. Isterinya juga tertutup," kata Tri Sumaryati, seorang tetangga terduga teroris itu.

Suatu kali, katanya, dirinya pernah bertanya kepada istri Nawa.

"Kalau keluar rumah hanya kalau ke masjid, waktu saya tanya namanya hanya menjawab kalau istri Nawa, habis shalat juga tidak mau menyapa dan salaman dengan lainnya," katanya.

Ia mengaku, hingga saat ini tidak tahu nama istri dan anak Nawa itu.

Hingga sekitar pukul 11.00 WIB, petugas masih melakukan olah tempat kejadian, sedangkan aparat kepolisian dan TNI dengan berbagai perlengkapan masih berjaga-jaga di kawasan itu.

Rumah Nawa oleh petugas telah dipasang garis polisi, sedangkan masyarakat setempat berkerumun untuk melihat lokasi penangkapan itu.

Sepanjang Agustus-September, kepolisian telah menggeledah, menangkap, serta menembak mati terduga teroris di Jakarta, Bandung, Bojong, Depok, dan Solo. Direktur Eksekutif Yayasan Prasasi Perdamaian Noor Huda Ismail mencatat, setidaknya 600 tersangka teroris telah ditangkap aparat dan mereka ini telah diproses secara hukum dengan terbuka.

Di Solo, polisi menembak mati Farhan dan Mukhsin,pada 31 Agustus 2012. Keduanya diduga bagian dari kelompok jaringan teroris besar dan berbahaya. Kelompok ini terbentuk dari jaringan kelompok pelaku bom bunuh diri di Masjid Ad-Dzikro, Cirebon, dan Gereja Bethel Injil Sepenuh, Solo. Polisi juga menangkap satu terduga teroris, Bayu, di Desa Bulurejo, Gondangrejo, Karanganyar.

Terkait insiden ledakan di Depok, polisi telah menahan Yusuf Rizaldi. Yusuf menyerahkan diri ke Polsek Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara, Rabu (12/9/2012). Insiden ini juga menyebabkan Wahyu Ristanto alias Anwar, yang disebut mahir merakit bom, tewas akibat luka bakar.

Di Tambora, Jakarta, polisi menemukan bahan peledak pada Rabu (5/9/2012). Polisi memastikan, Muhamad Thariq (32), penghuni rumah tersebut, adalah pelaku teror. Terkait kepemilikan bahan peledak itu, polisi juga telah menangkap Arif pada Senin (10/9/2012). Arif diduga memiliki kedekatan dengan Thorik dan terduga teroris lainnya di Beji, Depok.

Di Bojong, polisi menemukan bahan peledak yang serupa dengan bahan-bahan yang ditemukan di Tambora pada Senin, (10/9/2012).

Berita terkait aksi teror dapat diikuti dalam topik "Teroris Solo II".  Baca pula "Teroris Solo", "Ledakan di Depok", dan "Bahan Peledak di Tambora", dan "Bahan Peledak di Bojong"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com