Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Birokrasi, Tantangan Awal Jokowi-Basuki

Kompas.com - 21/09/2012, 15:27 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tantangan terberat pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama setelah resmi menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nantinya adalah membenahi birokrasi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang sudah mengakar selama puluhan tahun.

Jika gagal membenahinya, Jokowi-Basuki akan kesulitan memenuhi seluruh janjinya membenahi ibu kota yang diumbarnya selama kampanye.

Hal itu dikatakan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Provinsi DKI Jakarta, AM Fatwa, dan Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi School Goverment Fadjroel Rachman dalam diskusi "Kejutan Pemilukada DKI Jakarta dan Harapan Baru" di gedung kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Jumat ( 21/9/2012 ).

"Jokowi harus tertibkan birokrasi seperti semasa Ali Sadikin. Karena kalau tidak dibenahi dulu, mental birokrat, sistem di birokrasi akan sulit untuk action," kata Fatwa.

Fadjroel menilai, dua tahun ke depan bakal menjadi masa yang sangat sulit bagi pasangan Jokowi-Basuki karena harus berhadapan dengan birokrasi.

Nilai positif yang didapat selama kampanye, kata dia, bisa hancur jika gagal menaklukkan birokrasi.

"Apakah mudah melawan mental birokrat yang sudah diwarisi puluhan tahun? Kalau mau perbaikan ke arah perbuatan, APBN yang prorakyat, memerlukan mental dan birokrasi. Kemenangan ini jangan dihambat mesin birokrasi," kata Fadroel.

Fatwa yang pernah menjadi pegawai Pemprov DKI semasa kepemimpinan Ali Sadikin menilai, kondisi birokrasi di masa Fauzi Bowo alias Foke jauh lebih buruk dibandingkan dengan semasa Ali Sadikin.

Dia memberi contoh sangat sulit bagi siapa pun bertemu dengan Foke. Adapun saat Ali Sadikin menjadi gubernur, kata dia, beliau memilih lebih banyak bertemu dengan warga.

Menurut Fatwa, perlu orang luar yang penuh karakter seperti Jokowi untuk membenahi birokrasi. Jika DKI Jakarta tetap dipegang orang dalam, lanjutnya, bakal terus terpenjara berbagai problem di internal.

"Jokowi pasti bisa membenahi birokrasi kalau diawali dengan gebrakan. Dia jangan takut salah. Kalau ragu nggak bisa. Enam bulan pembenahan, saya yakin satu tahun bisa tertibkan birokrasi," pungkas pria yang mendukung Jokowi-Basuki ketika putaran kedua itu.

Seperti diberitakan, hasil hitung cepat Litbang Kompas menunjukkan pasangan Jokowi-Basuki unggul dengan total suara 52,97 persen dan pasangan Foke-Nara sebesar 47,03 persen suara. Hitung cepat Indo Barometer, Jokowi-Basuki mendapat 54,11 persen suara dan Foke-Nara mendapat 45,89 persen suara.

Selain itu, hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia, Jokowi-Basuki mendapat suara 53,68 persen dan Foke-Nara sebanyak 46,32 persen. Adapun hasil hitung cepat Lembaga Survei Indonesia, pasangan Jokowi-Basuki mendapatkan suara 53,81 persen dan Foke-Nara sebesar 46,19 persen suara.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com