SUWAWA, KOMPAS -
Dari sekitar 6.000 rumah tangga pelanggan PDAM Kabupaten Bone Bolango, separuhnya atau sekitar 3.000 rumah tangga mengalami gangguan pasokan air. Air dari PDAM hanya mengalir di waktu malam. Hal itu disebabkan turunnya debit air pada sumbernya.
”Saat normal, debit air mencapai 70 liter per detik. Sekarang menjadi 20 liter per detik,” ujar Kepala PDAM Bone Bolango Yusar Laiya, Minggu (16/9).
Sementara itu, petani di Kecamatan Tilong Kabila, Bone Bolango, mengeluhkan tiadanya pasokan air untuk sawah mereka. Padahal, tanaman padi petani saat ini rata-rata berusia satu bulan atau masa-masa sedang membutuhkan banyak air. Tanah di persawahan tampak kering dan merekah.
Petani khawatir, jika keadaan ini terus berlangsung, mereka bisa gagal panen karena tanaman padi kekurangan air. Sebagian petani terpaksa menyewa mesin penyedot untuk menyedot air dari sungai dan mengalirkannya ke sawah-sawah yang kering lewat selang. ”Ada puluhan hektar sawah yang kering kekurangan air,” kata Jamil (40), salah satu petani di Desa Ilolehuma, Kecamatan Tilong Kabila, Bone Bolango.
Pelaksana Tugas Bupati Bone Bolango Hamim Pou membenarkan bahwa Bone Bolango sedang dilanda kekeringan. Prakirawan pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Provinsi Gorontalo, Fatuhri Syabani, mengatakan, musim kemarau di Gorontalo diperkirakan berlangsung sampai akhir Oktober.