Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Pencari Fakta Garam Sempat Diusir Petani

Kompas.com - 13/09/2012, 19:37 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

SAMPANG, KOMPAS.com - Kedatangan tim gabungan pencari fakta masalah garam yang terdiri dari Direktorat Jenderal Kelautan dan Perikanan Pemprov Jawa Timur, Dinas Perdagangan Pemprov Jatim, serta dari Kementerian Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat RI, ke lahan pegaram di Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, Kamis (13/9/2012) mendapat tentangan dari sejumlah petani garam.

Bahkan, tim tersebut nyaris diusir oleh petani garam yang kesal akibat harga garam terjun bebas. Harga garam rakyat di Sampang dipukul rata hanya Rp 125 per kilogram. Harga itu jauh dari ketetapan pemerintah yakni garam KW 1 Rp 750 per kilogram, KW2 Rp 500 dan KW 3 Rp 350 per kilogram.

"Buat apa para pejabat itu datang ke sini kalau harga garam hancur seperti ini. Kami benar-benar tercekik karena dipermainkan. Sebaiknya pulang ke kantornya saja," kata Masykur, salah seorang petani garam asal Kecamatan Pegaraman saat ditemui di lahan garamnya.

Menurut Masykur, tahun lalu harga garam juga sama anjloknya. Penyebabnya karena garam impor masuk. Tahun ini kembali impor garam masuk ke Madura.

"Sekarang ini petani sedang panen puncak dan garam melimpah, tetapi mengapa pemerintah tidak bisa mencegah masuknya garam impor ke Madura," tegasnya.

Meski tim sempat diprotes dan diusir para petani, namun survei di lokasi penimbunan garam dan wawancara dengan petani tetap berjalan lancar.

Mohamad Romli dari Kementrian Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat RI mengatakan, kedatangan timnya itu untuk mengetahui seberapa besar produksi dan permasalahan tentang garam di Madura.

"Kami sudah melakukan pemetaan dan akan kami bahas di tingkat pusat untuk mencari solusinya," ucapnya.

Tak hanya itu, Romli juga mengakui bahwa di tingkat petani garam memang terjadi penurunan harga garam yang sangat memprihatinkan.

"Fakta yang kami temukan harga garam rendah sekali dan tidak sesuai dengan keputusan menteri," terangnya.

Usai melakukan survei, rombongan langsung meninggalkan Sampang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com