Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Dempet Perut di RS Sardjito Gagal Dipisahkan

Kompas.com - 13/09/2012, 18:55 WIB
Kontributor Yogyakarta, Gandang Sajarwo

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kirani dan Kirana bayi kembar siam pasangan Wahyu dan Yetty Ratna, warga Banteng Mati, Karang Pandak, Grobogan, Jawa tengah, gagal dipisahkan oleh tim medis Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta.

Dua bayi perempuan yang dempet di bagian dada dan perut itu tidak dapat dipisahkan karena organ jantungnya dempet. Dokter spesialis jantung anak dr. Sasmito Nugroho SpA(K) yang juga ketua tim dokter yang menangani Kirani dan Kirana, mengatakan, jantung kedua bayi mungil itu menyatu, hanya terdapat satu serambi untuk berdua hingga darah bersih dan darah kotor kedua bayi juga bercampur.

Selain itu, biliknya juga saling menempel dan terdapat tiga lubang besar. Juga pembuluh darah dari jantung ke paru-paru untuk bayi pertama buntu, sedang untuk bayi kedua mengalami penyempitan.

"Setelah kita lakukan ecokardiografi, atau USG untuk jantung dan kita mendapatkan kondisi tiga hal tersebut, maka dengan terpaksa upaya pemisahan kedua bayi itu tidak dapat dilaksanakan," kata Sasmito, Kamis (13/9/2012 ) di RS Sardjito.

Untuk meyakinkan hasil analisa tim dokter RS Sardjito, lanjut Sasmito, data-data hasil pemeriksaan kondisi medis kedua bayi tersebut telah dikirim ke teman-teman sejawat di RS Ciptomangunkusumo, dan kesimpulannya pun sama bahwa kedua bayi itu tidak bisa dipisahkan.

Lebih lanjut Sasmito mengatakan, Kirani dan Kirana bukan bayi yang baru lahir di RS Sardjito. Bayi tersebut lahir secara sesar pada 28 Desember 2011. Walau lahir dengan usia kehamilan yang cukup, namun berat badan lahir relatif rendah, yaitu 3.986 gram.

"Kita segera membentuk tim yang melibatkan banyak ahli, seperti ahli jantung anak, ahli paru, ahli pencernaan, ahli hepar, juga ahli saraf. Kita memberikan perawatan maksimal dengan harapan ketika kondisinya sudah baik segera kita pisahkan. Kondisi bayi itu sendiri saat ini dalam kondisi sehat. Berat badan telah mencapai 9.000 gram atau 9 kg. Nutrisi terpenuhi, sudah bisa bersosilisasi, bercanda bahkan bisa diajak salaman, dan sudah tidak membutuhkan perawatan khusus di rumah sakit. Karenanya dalam waku dekat akan diserhkan pada keluarga," jelasnya.

Sementara itu Direktur Utama RS Sardjito Dr. Safa Hanuk mengatakan, selama 9 bulan perawatan di RS Sardjito bayi tersebut telah menghabiskan biaya perawatan sebesar Rp 183 juta lebih. Dari biaya tersebut, 164 juta ditanggung PT. Askes dan sisanya dari pihak keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com