Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Lobar Desak PT ICR Tuntut Situs Penjual Gili Nanggu

Kompas.com - 10/09/2012, 22:26 WIB
Kontributor Kompas TV, Abdul Latif Apriaman

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Terusik dengan munculnya isu penjualan Gili Nanggu, yang berada di kawasan Sekotong, Lombok Barat (Lobar), Nusa Tenggara Barat, Bupati Lobar, Zaini Arony, Senin (10/9/2012) memanggil pihak PT Istana Cempaka Raya (PT ICR) untuk memberikan klarifikasi kemunculan iklan penjualan Gili Nanggu di situs www.privateislandsonline.com.

"Berkali-kali saya ditelepon oleh Menteri Perikanan dan Kelautan yang meminta penjelasan kenapa sampai ada isu penjualan Gili Nanggu," kata Zaini Arony usai pertemuan dengan pihak PT ICR di Mataram.

Pihak PT ICR yang diwakili langsung oleh Komisaris Utama, Sasmito dan General Manajer, Yusuf menjelaskan kepada bupati bahwa mereka sama sekali tidak pernah berniat menjual Gili Nanggu. "Tawaran dari berbagai pihak yang ingin ikut mengelola sebagian Gili Nanggu sudah sering kami terima, akan tetapi kami memutuskan untuk mengelola sendiri Gili Nanggu," kata Sasmito.

Sementara itu GM PT ICR, Yusuf menjelaskan sejumlah kejanggalan data Gili Nanggu yang dimunculkan dalam situs www.privateislandsonline.com  antara lain luas Gili Nanggu yang disebut hanya 4,9 hektare sementara luas sebenarnya adalah 12,3 hektare. "Gili Nanggu juga disebut berada di Laut Bali, padahal posisi gili ini ada di perairan Selat Lombok," kata Yusuf seraya menjelaskan bahwa isu penjualan pulau ini memang bukan yang pertama kali.

Menyikapi klarifikasi pihak PT ICR, Bupati Zaini Arony menegaskan bahwa isu penjualan pulau itu tidak benar adanya. "Kalaupun PT ICR akan menjual Gili Nanggu, saya tentu tidak akan mengizinkan," tegas Zaini.

Agar kejadian serupa tidak terulang, Bupati Lobar mendesak pihak PT ICR untuk melayangkan tuntutan kepada pengelola situs www.privateislandsonline.com. "Saya minta agar PT Istana Cempaka Raya menuntut situs yang mengiklankan penjjualan pulau itu," kata Zaini.

Menurut Zaini, kemunculan iklan penjualan pulau itu dinilai meresahkan banyak kalangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com