Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Asia Pasifik Bahas Warisan Budaya Tak Benda

Kompas.com - 10/09/2012, 15:55 WIB
Lusiana Indriasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelas negara Asia Pasifik bertemu di Taman Mini Indonesia Indah untuk membahas isu pelestarian warisan budaya tak benda di Asia Tenggara. Pertemuan yang diikuti wakil pemerintah masing-masing negara, wakil Sekretariat ASEAN dan UNESCO serta ahli cagar budaya ini bertujuan membangun persepsi dan jejaring kerjasama perlindungan warisan budaya tak benda di kawasan tersebut.

Pertemuan yang diselenggarakan selama dua hari, 10-12 September tersebut menjadi ajang tukar menukar informasi soal pelestarian warusan budaya tak benda antar masing-masing negara.

Samuel Lee, Direktur Jenderal Intangible Cultural Heritage in the Asia-Pasific Region (ICHCAP), Senin (10/9/2012), mengatakan, lembaganya berada di bawah pengawasan UNESCO untuk membantu negara anggota untuk melindungi warisan budaya tak bendanya. Pertemuan semacam ini pernah dilaksanakan di negara Asia dan Pasifik, namun belum pernah di Asia Tenggara.

"Kami ingin membangun jejaring kerjasama untuk melaksanakan tugas perlindungan warisan budaya tak benda di Asia Tenggara. Wilayah ini kaya akan warisan budayanya," kata Lee.

Dalam kegiatan ini, masing-masing negara, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Laos, Brunai Darussalam, Kamboja, Myanmar, Filipina, Singapura, Timor Leste dan Vietnam mereprensentasikan studi kasus dan kebijakan pemerintah untuk menyelamatkan warisan budaya negaranya.

Etty Indriati, Direktur Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mewakili Indonesia mempresentasikan upaya Indonesia untuk melestarikan warisan budayanya, salah satu contoh adalah batik dan tortor.

Batik setelah diakui UNESCO sebagai daftar representatif warisan budaya tak benda pada tahun 2009 telah diajarkan di sebagian sekolah-sekolah. Tarian tortor dari Sumatera Utara juga banyak dimainkan di pesta rakyat dan perayaan hari kemerdekaan RI.

Indonesia memiliki 2.108 warisan budaya tak benda yang jumlahnya  kemungkinan akan terus bertambah. "Kami masih terus menginventarisasi apa saja warisan budaya yang ada," kata Etty.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com