Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Bogor Merusak 458 Bangunan di Bogor dan Sukabumi

Kompas.com - 09/09/2012, 19:46 WIB
Ahmad Arif

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gempa bumi berkekuatan 4,8 skala Richter dengan intensitas II skala MMI yang mengguncang Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (9/9/2012) dini hari, telah merusak ratusan bangunan. Diabaikannya standar bangunan tahan gempa diduga menjadi penyebab banyaknya bangunan yang rusak.

Data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, gempa tersebut merusak 341 bangunan di Kabupaten Bogor dan 117 rumah di Kabupaten Sukabumi.

Kepala Pusat Informasi, Data, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, gempa tersebut seharusnya tidak menimbulkan banyak kerusakan jika bangunan yang ada memperhatikan kaidah tahan gempa. "Sebagian besar bangunan yang rusak tidak dibangun sesuai standar tahan gempa," katanya.

Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa yang terjadi pada pukul 1.27.15 itu berpusat di daratan dengan kedalaman 10 km. Lokasi gempa di koordinat 6,70 lintang selatan dan 106,67 bujur timur atau sekitar 31 kilometer barat daya Kabupaten Bogor.

Ahli gempa Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, mengatakan, pusat gempa berada sekitar 30 km sebelah utara zona sesar Cimandiri. "Sangat mungkin gempa tersebut dari sesar Cimandiri yang laju gesernya 8 mm per tahun," katanya.

Irwan menambahkan, di sekitar zona ini sudah beberapa kali  diguncang gempa, diantaranya gempa Citarik pada 23 Juli 1962 dengan magnitudo 5, gempa 15 Desember 1991 dengan magnitudo 3,3, gempa pada 5 Oktober 1994 dengan magnitudo 4,9, gempa 3 April 2005 bermagnitudo 5, dan gempa 4 Agustus 2005 bermagnitudo 4,5.

Menurut Irwan, walaupun kekuatan gempa di zona ini umumnya kecil, sumber gempanya sangat dangkal sehingga berpotensi merusak bangunan di dekatnya. "Kondisi ini diperparah dengan bangunan yang tidak memperhatikan kaidah tahan gempa," katanya. "Kebanyakan bangunan di Jawa memang tidak lagi mempedulikan kaidah tahan gempa karena periodisasi gempa yang cukup panjang dibandingkan dengan Sumatera. Masyarakat tidak merasa penting membangun bangunan yang kuat."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com