Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2012, 18:22 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Koleksi satwa penghuni Kebun Binatang Surabaya (KBS) kembali berkurang. Kali ini, Harimau berbulu putih jenis Benggala atau Panthera Tigris Bengalensis bernama Santi, ditemukan mati di kandangnya, Sabtu kemarin pukul 15.30 WIB. Hasil otopsi menjelaskan bahwa Santi menderita sejumlah penyakit di antaranya radang paru, gangguan hati dan ginjal.

''Santi juga mengalami gangguan tulang pinggul, sehingga mengalami lumpuh selama 3 tahun terakhir,'' kata Humas KBS, Anthan Warsito saat dikonfirmasi Minggu (9/9/2012).

Karena kelumpuhan itu, Santi lebih banyak berada di kandang perawatan. Hal itu membuat pertumbuhannya tidak maksimal, dan jarang terkena sinar matahari.

''Kematian Santi kami pastikan karena sakit, bukan karena unsur kesengajaan," tegasnya.

Matinya Santi, mengurangi koleksi harimau putih KBS menjadi 7 ekor. Namun KBS masih memiliki 12 ekor Harimau Sumatera, 2 macan bakau, dan seekor Jaguar. Selama 2012, sudah ada 135 koleksi satwa KBS yang mati dengan berbagai sebab. Kematian satwa KBS kerap dikaitkan dengan konflik internal yang melanda tubuh KBS beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, banyak pihak yang mendesak agar sebagian satwa KBS dipindah ke lahan konservasi lain karena di KBS sudah tidak lagi representatif sebagai kawasan konservasi satwa. Sebab, populasi satwa di KBS sudah melebihi kapasitas. Dari 4.025 jumlah satwa yang ada, tidak didukung dengan kandang dan lahan konservasi yang tidak memadai.

Luas lahan konservasi KBS hanya 15 hektare, itu belum dikurangi lahan untuk gedung dan perkantoran pengurus. Jika dibanding dengan lahan konservasi Taman Safari Bogor yang seluas 178 hektar, hanya memuat sejumlah 1.500 satwa. Sementara KBS yang hanya memiliki luas lahan 15 hektar memelihara satwa 4.025 ekor.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com