Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambu Terasing di Negeri Sendiri

Kompas.com - 09/09/2012, 03:55 WIB

Mawar Kusuma & Yulia Sapthiani

Bambu sangat dekat dengan kehidupan rakyat Indonesia. Ada 156 jenis bambu yang tumbuh di negeri ini. Ada sekitar 1.500 alat kerajinan terbuat dari bambu yang digunakan rakyat. Toh, zaman berubah. Masyarakat modern di negeri bambu ini justru semakin jauh dari bambu.

Suara kolecer atau mainan serupa baling-baling dari bambu dan kertas itu riuh terdengar di Assembly Hall Jakarta Convention Center, Minggu (2/9) siang. Mainan itu dibagikan kepada seratusan penonton yang menyaksikan pertunjukan Komunitas Hong, sebuah komunitas yang didirikan untuk melestarikan mainan tradisional.

Beberapa jenis mainan yang dipraktikkan dan dipamerkan dalam acara ini hanyalah sebagian kecil dari ratusan mainan tradisional di Indonesia.

”Dari semua permainan yang menggunakan alat, 60-80 persen di antaranya adalah mainan yang terbuat dari bambu,” kata Zaini Alif, pendiri Komunitas Hong.

Minggu siang itu, anak-anak dari komunitas ini tampil dalam acara Festival Bambu Nusantara Ke-6 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Republic of Entertainment, penggagas berbagai festival dari Bandung.

Anak-anak dari Komunitas Hong mempraktikkan beberapa permainan dengan alat dari bambu, digabungkan dengan permainan-permainan lainnya. Ada anak-anak yang bermain egrang dari bambu, ada yang bermain bedil (pistol) jepret dan sumpit. Juga wayang, gasing, dan mobil-mobilan. Semuanya dari bambu.

Namun, bambu yang digunakan beragam. Bambu tali yang tingkat kelenturannya tinggi dipakai untuk membuat anyaman wayang bambu dan menjadi bagian dari bedil jepret. Sumpit dibuat dari bambu buluh, sedangkan egrang terbuat dari bambu yang kuat, seperti bambu hijau atau bambu hitam.

Penopang penghasilan

Seberapa jauh bambu menjadi gantungan kehidupan sebuah masyarakat? Mari kita tengok warga di Kampung Kabandungan, Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat. Bambu di sini menjadi penopang penghasilan bagi ratusan penduduknya. Bisa dikatakan hampir seluruh penduduk di kampung ini berprofesi sebagai perajin sangkar burung yang memanfaatkan materi bambu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com