Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Pelaku Melakukan Teror di Solo

Kompas.com - 05/09/2012, 18:56 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para terduga teroris yang melakukan aksi teror di Solo, Jawa Tengah, sudah sangat mengenal wilayah tersebut. Itulah yang menjadi alasan Farhan dan rekan-rekannya memilih melakukan aksi teror Kota Solo.

"Solo adalah daerah yang mereka kuasai dari sisi karateristik masyarakatnya, secara geografis mereka paham. Itu mendukung upaya-upaya yang mereka lakukan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar, Rabu (5/9/2012).

Boy menjelaskan, ketiga terduga teroris, yakni Farhan, Muchsin, dan Firman, merupakan lulusan Pondok Pesantren (Ponpes) Islam Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, yang didirikan Abu Bakar Ba'asyir. Hanya Bayu yang bukan lulusan Pondok pesantren itu. "Mereka memilih Solo karena mereka juga pernah sekolah di Ponpes Ngruki," ujar Boy.

Mereka tampak telah menguasai medan di usia yang masih tergolong muda. Mereka juga diketahui mengikuti pelatihan militer sebelum melakukan aksinya pada Agustus 2012. Pelatihan tersebut dilakukan di kawasan Gunung Merbabu, Boyolali, Jawa Timur.

Keempatnya diduga kuat melakukan sejumlah aksi teror selama Agustus 2012. Mereka telah merencanakan sejumlah aksi tersebut. Aksi penembakan dilakukan di pos pengamanan Lebaran di simpang Gemblengan, Jumat (17/8/2012). Aksi kedua berlangsung di Bundaran Gladak, Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (18/8/2012). Aksi berikutnya terjadi di Pos Polisi Singosaren, Jalan Rajiman Serengan, Solo, Kamis (30/8/2012), yang menewaskan seorang anggota kepolisian bernama Bripka Dwi Data Subekti.

Dari hasil uji balistik di Pusat Laboratorium Forensik Polri, proyektil peluru dari pistol yang digunakan Farhan positif digunakan untuk melakukan serangkaian aksi penembakan tersebut. Dalam penembakan di Pospam Lebaran Gemblengan, Firman bertugas memboncengkan Farhan menggunakan sepeda motor bebek. Adapun Muchsin dan Bayu melakukan pengamatan sekitar dengan menggunakan motor lain.

Firman kembali memboncengkan Farhan pada penembakan di pos polisi Singosaren. Farhan kemudian melakukan penembakan dari jarak dekat hingga menewaskan Dwi Data.

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap Farhan dan Muchsin di Jalan Veteran, Solo, Jumat (31/8/2012). Namun, kedua terduga teroris itu tewas dalam baku tembak. Satu anggota Densus 88 juga ikut tewas, yakni Briptu Suherman. Polisi kemudian menangkap Bayu (24) dalam keadaan hidup di Karanganyar, Jawa Tengah, pada malam yang sama. Polisi kemudian membekuk Firman di Jalan Raya Kalimulya, Perumahan Anyelir, Depok, Jawa Barat, Rabu (5/9/2012) pukul 05.30 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com