SUKOHARJO, KOMPAS.COM- Direktur Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Wahyuddin, meminta maaf apabila kedua almuni ponpes tersebut sudah merugikan masyarakat. Keduanya alumni tersebut, Farhan Mujahid dan Mukhsin Tsani, diduga terlibat atas serangkaian aksi teror di Solo selama bulan Agustus 2012.
"Saya meminta maaf apabila ada sebagian alumni kami merugikan masyarakat. Kami juga prihatin atas peristiwa tersebut, namun peristiwa itu juga merugikan nama pondok yang sebetulnya hanya fokus dalam masalah pendidikan dan dakwah," kata Wahyuddin pada jumpa pers di Ponpes Al Mukmin, Senin (3/9/2012).
Wahyuddin mengatakan, hal tersebut juga merugikan pondok dan mencoreng nama pondok Al Mukmin Ngruki. Ustad Wahyuddin, ponpesnya sama sekali tak terkait aksi teror. Menurutnya, fokus ponpes yang dipimpinnya adalah terkait masalah pendidikan dan dakwah.
Dirinya juga mengatakan, ponpes yang pernah dipimpin Ustaz Abubakar Baasyir ini bertujuan mengembangkan tujuh keunggulan mutu pendidikan, bukan pendidikan terorisme. Ketujuh mutu pendidikan itu, antara lain, ibadah, ahlaq, fasih yang benar, qatam Al-quran, fasih berbahasa Inggris, dan bahasa arab, multimedia
Sebelumnya, Wahyuddin mengatakan, pihaknya menahan ijazah Farhan Mujahid dan Mukhsin Tsani. Keduanya masih belum melunasi persyaratan administrasi kelulusan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.