JAKARTA, KOMPAS.com - Gunung api Anak Krakatau di Selat Sunda melontarkan lava pijar hingga ketinggian sekitar 300 meter dari puncak, Minggu (2/9/2012) ini. Masyarakat diimbau tidak mendekat hingga satu kilometer dari pusat letusan.
"Sejak pukul 11.30 WIB hingga saat ini, terekam getaran tremor letusan secara menerus, dengan amplitudo rata-rata 34 mm," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono, Minggu (2/9/2012) malam.
Secara visual, dari Pos Anak Krakatau di Pasauran, Pada pukul 18.30 WIB, terlihat jelas lontaran lava pijar, secara terus-menerus sampai sekarang.
Surono mengatakan, sejauh ini status Anak Krakatau tetap Waspada. Status ini sudah ditetapkan sejak 2011, dan sempat dinaikkan menjadi Siaga karena terjadinya gempa vulkanik hingga ribuan kali, namun kemudian diturunkan kembali menjadi Waspada.
"Masyarakat di pantai Banten dan Lampung agar tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa. Letusan Anak Krakatau tidak akan menyebabkan tsunami. Namun, para pengunjung Anak Krakatau tidak mendekat dalam radius satu kilometer dari titik letusan," katanya.
Anak Krakatau merupakan salah satu gunung api yang sangat aktif di Indonesia. Gunung ini tumbuh dari dalam Kaldera Krakatau yang terbentuk akibat letusan hebat Krakatau pada tahun 1883. Letusan Krakatau kala itu menimbulkan tsunami besar, yang menewaskan puluhan ribu penduduk di pantai Banten dan Lampung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.