Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi: Penambangan Bagian Penyebab Banjir Bandang

Kompas.com - 26/08/2012, 22:38 WIB
Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati

Penulis

PALU, KOMPAS.com -- Pegunungan Poboya arah timur Kota Palu, Sulawesi Tengah, kini berganti rupa. Dulu tutupan semak dan pepohonan rimbun menutupi kawasan tersebut. Sekarang tidak lagi. Pegunungan Poboya benar-benar terbuka. Tutupan semak dan pemohonan kini berganti ratusan liang atau lubang berdiameter 1 meter yang digali penambang untuk mencari serat emas.

Tenda-tenda milik para penambang juga menggantikan tutupan semak di wilayah tersebut. Sungai Pondoh yang mengaliri Kelurahan Kawatuna, Laswani dan Lembah Palu, hingga ke teluk Palu benar-benar hancur. Ribuan penambang yang menjadikan Poboya sebagai tanah harapan itu berasal dari Gorontalo, Manado dan Kalimantan. Para penambang menggali dan terus menggali di lahan tambang  milik PT Citra Palu Mineral, anak perusahaan Bumi Resources.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulteng, Mat Pelor mengatakan aktivitas penambangan emas di Poboya juga menjadi faktor penyebab banjir bandang tahun ini.

"Ini merupakan dampak kerusakan lingkungan, saya tidak mengatakan banjir bandang yang terjadi karena adanya penambang. Karena sebelum ada penambang besar-besaran yang eksodus ke sini, banjir juga pernah terjadi walau tak sebesar sekarang ini. Namun jika penambang juga menjadi bagian dari pelaku perusakan lingkungan, saya bilang iya. Nah, Jika pegunungan Poboya dibiarkan terus-terusan diekploitasi dan tidak diantisipasi untuk menghentikan laju kerusakan lingkungan tersebut, kita tinggal menunggu bencana-demi bencana terjadi," kata Mat Pelor kepada Kompas.com, Minggu (26/8/2012).

Hujan dengan intensitas yang tinggi beberapa hari terakhir ini mengguyur wilayah Kota Palu. Akibatnya banjir bandang, Sabtu malam kemarin melanda wilayah mereka. Akibat banjir tersebut puluhan kepala keluarga dipaksa mengungsi. Mereka kini belum berani kembali ke rumah masing-masing karena masih trauma. Mereka lebih memilih ngungsi di masjid yang jauh dari daerah aliran sungai.

Akibat banjir bandang ini pula dua orang korban banjir ditemukan tim Kepolisian Resor Palu di daerah aliran sungai dalam keadaan tak bernyawa. Kerugian akibat banjir bandang ini ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com