Jakarta, Kompas -
”Diperkirakan akan tiba di Halim pukul 10 pagi, sebelumnya transit di Medan dulu,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Madya Azman Yunus, Senin (20/8).
Ia mengatakan, kedatangan gelombang pertama Super Tucano akan diterima Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Imam Sufa’at. Empat pesawat yang datang merupakan bagian dari 16 pesawat yang dipesan Indonesia dari Empresa Brasileira de Aeronautica (Embraer).
Menurut Azman, Super Tucano yang juga merupakan pesawat serang ringan sekaligus pesawat latih ringan ini akan menggantikan OV 10 Bronco yang sudah habis masa pakainya. Rencananya, skuadron Super Tucano akan bermarkas di Skuadron Udara 21 Lanud Abdurrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
TNI AU saat ini memiliki 16 pesawat OV 10F buatan tahun 1976 dan bertugas dalam konflik di Timor Timur. Sama dengan OV-10F yang merupakan pesawat serang ringan, Super Tucano akan digunakan untuk pengintaian, intersep, dan antigerilya. Super Tucano bermesin turboprop dan sudah digunakan di beberapa negara seperti Kolombia, Ekuador, Cile, dan Republik Dominika.
Sebelumnya, Sekjen Kementerian Pertahanan Eris Herryanto mengatakan, pembelian pesawat Super Tucano dibagi ke dalam dua kelompok masing-masing delapan unit. Pengiriman kelompok pertama dijadwalkan selesai akhir tahun 2012. Pengiriman kelompok kedua selesai akhir 2013.