Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan: Penataan Malioboro Harus secara Manusiawi

Kompas.com - 13/08/2012, 15:33 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X saat meluncurkan wajah baru Malioboro tahap pertama menyatakan, penataan kawasan tersebut harus mengedepankan unsur manusiawi sehingga menjadi kawasan yang nyaman.

"Penataan kawasan ini perlu mengedepankan unsur manusiawi, salah satunya memberikan kenyamanan untuk pejalan kaki yang ada di kawasan ini," kata Sultan Hamengku Buwono (HB) X di Yogyakarta, Minggu (12/8/2012).

Sultan menyatakan bersyukur bahwa penataan Malioboro yang telah dilakukan dari ujung utara hingga simpang empat Jalan Dagen tersebut sudah bisa mengembalikan kesadaran semua pihak untuk menata kota dengan mengedepankan unsur manusiawi.

Hal itu, lanjut Sultan, bisa tecermin dari penambahan pergola-pergola di jalur lambat untuk menaungi pedagang kaki lima yang ada di bawahnya sehingga tidak tersengat cahaya matahari, atau penyediaan belasan zebra cross untuk mengamankan penyeberang jalan.

Menurut Sultan, penataan Malioboro tidak akan bisa berjalan dengan baik apabila semua pihak merasa egois dan tidak mau berbagi untuk kepentingan umum. "Karenanya, saya berharap semua pihak bisa memahami dan menerima perubahan yang ada di kawasan ini dengan lebih ikhlas," katanya.

Para pedagang kaki lima (PKL), lanjut Sultan, hendaknya turut menjaga kawasan yang sudah ditata tersebut, termasuk dengan tidak mempersempit jalur untuk pejalan kaki.

"PKL harus bisa menata barang dagangannya secara lebih baik. Termasuk menata eksteriornya agar menyatu dengan konsep penataan yang sudah dilakukan," katanya.

Jika diperlukan, lanjut Sultan, penataan kawasan Malioboro bisa dibagi dalam berbagai cluster yang memiliki konsep yang berbeda, tetapi tetap menyatu.

Sultan juga memberikan masukan agar pohon kemuning bisa dipilih sebagai pohon penghijauan di kawasan tersebut.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, penataan kawasan Malioboro ditujukan agar kawasan tersebut tetap bisa menjadi tujuan wisata utama di Yogyakarta. "Untuk tahap pertama ini, penataan dilakukan dengan mengutamakan kenyamanan pejalan kaki," katanya.

Upaya tersebut dilakukan dengan melakukan pembatasan kecepatan kendaraan yang melintas di Malioboro, yaitu 30 kilometer per jam, dan memberikan sejumlah tanda imbauan agar pengendara kendaraan selalu menghormati pejalan kaki.

Dalam acara peluncuran wajah baru Malioboro tersebut juga ditampilkan pakaian khas yang akan digunakan petugas keamanan Malioboro, pelaku wisata, dan juga sejumlah komunitas yang ada di Malioboro.

Selain itu, juga diluncurkan papan nama Jalan Malioboro dengan desain baru. Tulisan Malioboro yang biasanya dicat warna putih, kini diganti dengan cat warna-warni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com