Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jazz dari Wendoko

Kompas.com - 26/07/2012, 15:55 WIB

Diskusi sastra bertajuk “Sandyakala Sastra #23 : Jazz! dari Wendoko” akan digelar pada Sabtu, 28 Juli 2012 pukul 19.00 Wita di Bentara Budaya Bali, Jalan Prof. Ida Bagus Mantra 88 A, By Pass Ketewel. Kegiatan ini menghadirkan sastrawan Arif B. Prasetyo dan Tan Lioe Ie sebagai pembicara yang akan membahas antologi puisi berjudul Jazz! karya penyair Wendoko, serta berbagai bahasan lain seputar perkembangan kesusastraan.  

Selain diskusi, pada seri Sandyakala Sastra #23 akan ditampilkan pembacaan sajak dan kolaborasi lainnya sebagai apresiasi atas kehadiran Jazz!, antologi kelima Wendoko. Wendoko sejak lama memang dikenal sebagai penyair yang berupaya menjelajahi berbagai kemungkinan puitik.

Karya-karya lulusan Teknik Arsitektur, Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini kerap mengeksplorasi lirisisme, bentuk-bentuk prosa bahkan esai serta aneka teks non-puitik. Wendoko mengangkat tema-tema yang beragam, mulai dari Alkitab, dongeng/mitologi, musik, dan sinema. Dalam Jazz!, Wendoko mengaitkan sajak dengan seni musik, bersinggungan dengan sejarah, iklan, kritik seni, dan resep minuman kopi.

“Sandyakala Sastra kali ini akan coba menelusuri proses kreatif Wendoko sekaligus posisinya dalam ranah susastra Nusantara, serta mendiskusikan berbagai kemungkinan baru dari perkembangan puisi Indonesia terkini.”Ujar Juwitta Lasut, staf Bentara Budaya Bali.

Wendoko meraih SIH Award (2002) dari Jurnal Puisi. Dua buku puisinya, Sajak-Sajak Menjelang Tidur (2008) serta Partitur, Sketsa, Potret dan Prosa (2009), masuk dalam shortlist Khatulistiwa Literary Award 2008 dan 2009. Sejumlah puisinya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan terbit dengan judul Selected Poems (2010). Buku puisinya yang lain Oratorio (Edisi Kedua, 2011).

Arif Bagus Prasetyo lahir di Madiun, 1971. Penulis, kurator seni rupa dan penerjemah. Alumnus International Writing Program, University of Iowa, Amerika Serikat. Ia meraih berbagai penghargaan, antara lain: Pemenang II Kritik Seni Rupa 2005, Dewan Kesenian Jakarta, Pemenang I Kritik Sastra 2007, Dewan Kesenian Jakarta, Anugerah “Widya Pataka” 2009 Pemerintah Provinsi Bali, serta Anugerah Puisi CSH 2009.

Selain menulis puisi, Tan Lioe Ie juga melakukan musikalisasi puisi yang dilakukan direkam dalam album Kuda Putih. Puisi-puisinya dimuat antara lain di berbagai media serta tersebar dalam lebih dari 20 Antologi bersama. Buku puisinya Kita Bersaudara, dan Malam Cahaya Lampion (Bentang Pustaka, Jogjakarta, 2005). Karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Mandarin dan Bulgaria. Turut dalam Tasmanian Wrters’ & Readers’ Festival (2003), Festival Sastra di Suriname, Festival Sastra di Africa Selatan, De Winternachten Festival, Baca Puisi di Paris dengan tuan rumah Asosiasi Perancis – Indonesia “Pasar Malam”, serta hadir di acara sastra di Berlin. Ia merintis Band Puisi-Musik BALI PM, baru saja meluncurkan Album Puisi-Musik EXORCISM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com